kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bailout Deutsche Bank, bunuh diri politik Merkel


Jumat, 30 September 2016 / 16:34 WIB
Bailout Deutsche Bank, bunuh diri politik Merkel


Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga

Semakin mencuatnya spekulasi mengenai kemungkinan bailout (suntikan dana talangan) Deutsche Bank oleh pemerintah  Jerman merupakan hal yang keliru. Hal ini dinyatakan oleh analis Eurasia Group.   

 “Spekulasi bahwa Berlin akan melakukan bailout untuk Deutsche Bank itu keliru, dan  merupakan kesalahan memahami aturan Uni Eropa tentang penyelamatan perbankan, politik di Berlin dan  kondisi permodalan bank,” ujar Mujtaba Rahman, Direktur Riset Eropa Eurasia Group dan analis Federico Santi dan Charles Lichfield dalam laporan yang dipublikasikan Kamis (29/9/2016).

 “Membunuh Merkel secara politik”

Namun para analis Eurasia Group menyatakan, “Meski spekulasi sedemikian heboh, namun bailout oleh pemerintah Jerman untuk Deutsche Bank adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi”  karena beberapa alasan.

Pertama, mereka menjelaskan, bailout bukanlah sebuah langkah yang bijak secara politik bagi  Kanselir Jerman Angle Merkel yang akan kembali mengikuti pemilu  pada 2017.

Sampai saat ini Merkel belum memastikan apakah dia akan mencalonkan diri untuk keempat kalinya, namun yang pasti, partainya telah kehilangan banyak dukungan akibat kebijakan Merkel mengenai pengungsi.  

Dalam situasi seperti ini, menggunakan uang para pembayar pajak untuk menalangi sebuah bank  bisa memacu  dukungan  publik terhadap partai sayap kanan, Partai Alternatif untuk Jerman (Alternative for Germany /AfD). Bailout juga akan menguatkan gerakan Euroskeptic  yang telah memenangkan  suara  dalam pemilihan umum negara bagian baru-baru ini, demikian dinyatakan Eurasia Group.

 “(Bailout) akan mendorong lebih banyak pemilih beralih ke AfD. Sekarang saja sudah muncul keraguan  apakah Merkel masih akan menjadi CDU dan menjadi kanselir menyusul kekalahan partainya di Mecklenburg-Vorpommern dan Berlin. Menyuntikkan  uang rakyat untuk menyelamatkan sebuah bank menjelang pemilihan umum tahun depan, akan membunuh Merkel secara politik. Masih banyak alternatif lain yang lebih baik,” ujar para analis Eurasia.

Bail-in bukan bail out

Eurasia Group menyatakan bahwa bail-in adalah skenario yang jauh lebih sesuai dengan aturan baru penyelamatan perbankan Eropa. Dalam bail-in ada kreditur yang akan menanggung kerugian sebelum dana publik digunakan untuk menyelamatkan institusi keuangan.

“Bahkan dalam skenario terburuk denda oleh Departemen Kehakiman AS senilai US$ 14 miliar, kekurangan modal akan ditutupi melalui skema bail-in, ini akan menghindarkan penggunaan uang para pembayar pajak Jerman,” ujat Rahman, Santi dan Lichfield.  

Deutsche Bank, menurut Eurasia bisa mengkonversi 12 miliar euro obligasi “CoCo” untuk menutupi denda, kata Eurasia. Obligasi konversi bersyarat atau – CoCos (contingent convertibles)– dikonversi menjadi ekuitas setelah terjadinya peristiwa tertentu.

Namun, para analis Eurasia mengingatkan bahwa bail-in juga bisa "menciptakan masalah politik bagi Merkel".

“Belum jelas benar siapa investor yang memegang instrumen keuangan CoCo. Jika mereka adalah dana pensiun atau asuransi, misalnya,  mereka akan menciptakan hal yang tak diinginkan  pemerintah, terutama karena lembaga-lembaga ini sudah pulih dari efek suku bunga rendah," kata  para analis Eurasia.

 “Selanjutnya, jika Cocos dikonversi menjadi saham,  maka langkah tersebut akan mendilusi (mengurangi porsi)   kepemilikan pemegang saham .  Memahami siapa yang memegang saham Deutsche  menjadi sangat penting  bagi pemerintah Jerman,  karena hal ini juga bisa menimbulkan perubahan arah politik.”
 




TERBARU

[X]
×