kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buku baru ungkap 11 rahasia memalukan Donald Trump


Jumat, 05 Januari 2018 / 08:01 WIB
Buku baru ungkap 11 rahasia memalukan Donald Trump


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sebuah buku baru akan segera terbit di Amerika Serikat. Buku baru ini disebut-sebut akan laris manis karena mengungkapkan 11 rahasia mengenai Donald Trump dan keluarganya. Misalnya saja, Trump merasa "bingung" dengan kemenangannya dalam pemilihan umum beberapa waktu lalu, tidak menikmati upacara penobatannya, dan takut pada Gedung Putih.

Mengutip BBC, buku yang berjudul Fire and Fury: Inside the Trump White House karya jurnalis Michael Wolff juga mengangkat ambisi Ivanka Trump untuk menjadi presiden AS.

Buku tersebut juga menceritakan bagaimana Trump sangat mengagumi pengusaha media Rupert Murdoch, meskipun kekaguman itu tampaknya tidak berbalas.

Gedung Putih mengatakan, buku tersebut penuh dengan "hal-hal yang salah dan  menyesatkan".

Michael Wolff mengatakan, karyanya didasarkan pada lebih dari 200 hasil wawancara dan bahwa dia menempati "sesuatu seperti kursi semi permanen di sofa West Wing" setelah pelantikan presiden untuk mendapatkan wawasan singkat tentang pemerintahan yang baru lahir.

Berikut adalah 11 rahasia yang terungkap dari buku tersebut.

1. Bannon pikir pertemuan Don Jr 'pengkhianat'

Menurut buku tersebut, mantan kepala ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon menganggap pertemuan antara Donald Trump Jr dengan sekelompok orang Rusia merupakan aksi "pengkhianatan".

Rusia telah menawarkan Donald Trump Jr menyebarkan informasi negatif tentang Hillary Clinton pada pertemuan Juni 2016.

Wolff menulis bahwa Bannon memberitahunya tentang pertemuan tersebut:

"Tiga orang senior dalam tim kampanye mengira ada baiknya bertemu dengan pemerintah asing di dalam Trump Tower di ruang konferensi di lantai 25 - tanpa pengacara. Mereka tidak memiliki pengacara apapun. Bahkan jika Anda berpikir bahwa ini tidak berarti berkhianat, atau tidak patriotik, atau buruk, dan kebetulan aku memikirkan semua itu, seharusnya kau segera menghubungi FBI."

Bannon dilaporkan mengatakan penyelidikan Departemen Kehakiman mengenai hubungan antara tim kampanye Trump dan Moskow akan berfokus pada pencucian uang. Dia menambahkan: "Mereka akan menghancurkan Don Junior seperti telur di TV nasional."

2. Trump 'bingung' dengan kemenangannya

Dalam sebuah artikel untuk NYMag yang diadaptasi dari bukunya, Wolff menggambarkan kekagumannya -dan rasa kecewanya- di kamp Trump pada kemenangan pemilu November 2016.

"Tak lama setelah pukul 8 malam pada Malam Pemilu, saat tren tak terduga kemenangan -Trump benar-benar menang. Dengan yakin, Don Jr mengatakan kepada seorang teman bahwa ayahnya, atau yang biasa dia panggil DJT, terlihat seperti melihat hantu. Melania seakan ingin menangis - dan itu bukanlah tangis kegembiraan. Dalam waktu kurang dari satu jam, dalam pengamatan Steve Bannon yang tidak disengaja, Trump yang bingung berubah menjadi Trump yang tidak percaya dan kemudian menjadi Trump yang ketakutan. Tetapi yang selanjutnya terjadi adalah transformasi terakhir: Tiba-tiba, Donald Trump menjadi pria yang percaya bahwa dia pantas menjadi, dan sepenuhnya mampu menjadi presiden Amerika Serikat. "

3. Trump 'marah' saat pelantikan

Wolff menulis:

"Trump tidak menikmati upacara pelantikannya sendiri, dia marah karena bintang level A tidak mau mengisi acara tersebut, dia tidak puas dengan akomodasi di Blair House, dan terlihat bertengkar dengan istrinya, yang sepertinya hampir menangis. Sepanjang hari, wajahnya menunjukkan raut apa yang disebut orang-orang disekitarnya wajah golf: marah dan kesal, bahu membungkuk, lengan berayun, alisnya berkerut, bibir mengerucut."

Tapi juru bicara Ibu Negara AS menolak klaim tersebut.

Direktur komunikasi Stephanie Grisham mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Nyonya Trump mendukung keputusan suaminya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan pada kenyataannya, mendorongnya untuk melakukannya. Dia yakin dia akan menang dan sangat bahagia saat melakukannya."

4. Trump suka 'mengejar' teman istri

Menurut kutipan lain dari buku tersebut, yang diperoleh media AS, Trump biasa menyombongkan diri bahwa tidur dengan teman-teman istrinya membuat "kehidupan layak dijalani".

"Dalam mengejar istri seorang teman, dia akan mencoba membujuk istri bahwa suaminya mungkin bukan seperti yang dia pikirkan," Wolff mengutip seorang teman Trump.

Menurut buku tersebut, ia akan mengundang istri-istri untuk diam-diam mendengarkan speakerphone  percakapan yang Trump miliki di kantornya dengan suaminya.

Trump diduga melakukan olok-olok seksual dengan para suami dengan harapan dia bisa mengatakan sesuatu yang tidak bijaksana, dengan melontarkan pertayaan seperti: "Apakah kamu masih suka berhubungan seks dengan istrimu? Seberapa sering?"

5. Trump menemukan Gedung Putih 'menyeramkan'

Wolff menulis:

Pada faktanya, Trump justru mendapati Gedung Putih menjadi sesuatu yang menjengkelkan, bahkan sedikit menakutkan. Dia mundur ke kamarnya sendiri -pertama kali sejak Gedung Putih era Kennedy- sehingga menjadi pasangan presiden yang mempertahankan kamar terpisah. Pada hari-hari pertama, dia memerintahkan memasang dua layar televisi tambahan di samping yang sudah ada di sana, dan kunci di pintu. Hal ini memicu perselisihan singkat dengan Pasukan Pengaman Presiden (Secret Service), yang bersikeras mereka memiliki akses ke ruangan itu. "

6. Ivanka Trump berharap bisa menjadi presiden

Menurut Wolff, putri Trump dan suaminya, Jared Kushner, diduga melakukan kesepakatan yang mungkin akan dia jalankan demi ambisinya untuk menjadi presiden di masa depan.

"Menyeimbangkan risiko terhadap penghargaan, baik Jared dan Ivanka memutuskan untuk menerima peran di West Wing atas nasehat hampir semua orang yang mereka kenal. Itu adalah keputusan bersama oleh pasangan tersebut, dan, dalam beberapa hal, merupakan pekerjaan bersama. Dua orang telah membuat kesepakatan dengan sungguh-sungguh: Jika suatu saat di masa depan, kesempatan itu muncul, dia akan mengajukan diri menjadi presiden. Presiden wanita pertama, bukanlah Hillary Clinton, itu adalah Ivanka Trump. Bannon, yang telah menciptakan istilah 'Jarvanka' yang sekarang semakin banyak digunakan di Gedung Putih, merasa ngeri saat kesepakatan pasangan itu dilaporkan kepadanya."




TERBARU

[X]
×