kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cambridge Analytica mengajukan kebangkrutan


Senin, 21 Mei 2018 / 07:40 WIB
Cambridge Analytica mengajukan kebangkrutan


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Setelah terlibat dalam skandal kebocoran data pengguna Facebook, Cambridge Analytica mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS). Konsultan yang menjadi aktor utama dalam bocornya data 87 juta pengguna Facebook itu dituduh mendapatkan informasi pengguna Facebook dengan tidak benar.

Proses kebangkrutan adalah bagian dari proses penutupan perusahaan dan induk perusahaannya, SCL Elections, yang akan dimulai pada awal Mei. Perusahaan ini menyalahkan liputan media yang membuat pelanggan pergi dan memaksa Cambridge harus menutup perusahaan.

Petisi untuk mengajukan kebangkrutan diajukan di Pengadilan Kepailitan AS di Distrik Selatan New York. Dokumen itu ditandatangani oleh anggota dewan Cambridge Analytica, yaitu Rebekah dan Jennifer Mercer, putri dari miliarder Robert Mercer. Keluarga Mercer merupakan salah satu donor terbesar Trump.

Cambridge Analytica yang berbasis di London berdiri pada 2013 dan fokus ke pemilihan presiden di AS. Modal awal perusahaan ini US$ 15 juta. Dana tersebut berasal dari Mercer dan nama perusahaan dipilih oleh mantan penasehat Gedung Putih Trump Steve Bannon, menurut New York Times.

 Penyelidikan tetap jalan

 Dalam dokumen pengadilan, Cambridge Analytica memiliki aset hingga US$ 500.000 dengan utang setara US$ 1 juta hingga US$ 10 juta. Menurut BBC, penutupan perusahaan ini tidak akan menghentikan langkah regulator untuk menyelidiki bagaimana perusahaan tersebut menggunakan data pengguna Facebook.

Jaringan sosial ini mengatakan, 87 juta data penggunanya diambil ketika orang-orang menyelesaikan kuis di situs tersebut. Informasi para pengguna Facebook kemudian diteruskan ke Cambridge Analytica yang menggunakan data tersebut untuk tujuan politik. Namun, konsultan politik itu selalu menyatakan tidak ada yang salah dalam cara mereka memperoleh dan menggunakan data.

Facebook telah menghadapi banyak penyelidikan di AS dan Eropa terkait penanganan data pribadi pengguna. Zuckerberg telah menjelaskan di hadapan komite kongres AS sekaligus memberi kesaksian tentang privasi data pengguna. Zuckerberg juga dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Parlemen Eropa.

Facebook seperti dikutip Reuters mengatakan telah menangguhkan sekitar 200 aplikasi dalam tahap pertama pengamanan data. Media sosial ini juga meninjau ulang aplikasi yang memiliki akses ke data pengguna dalam jumlah besar, sebelum perusahaan itu membatasi akses data.




TERBARU

[X]
×