kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

China tembakkan peringatan pertama ke AS


Selasa, 15 November 2016 / 06:00 WIB
China tembakkan peringatan pertama ke AS


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat mulai membuat sejumlah negara ketar-ketir. Salah satunya adalah China. Pasalnya, selama masa kampanye Pilpres Amerika Serikat, Trump sering melontarkan wacana kebijakan ekonomi untuk menaikkan tarif impor bagi produk-produk China.

Dalam sebuah surat kabar harian China tertulis, penjualan iPhone Apple dan barang-barang AS lainnya di China akan tergerus jika kebijakan AS itu dilaksanakan.

Selama masa kampanyenya tahun ini, Trump sudah membicarakan mengenai kenaikan sebesar 45% tarif impor seluruh barang China. Namun, Trump belum menjelaskan secara rinci mengenai pelaksanaan kebijakan itu.

Menurut kolom opini di Global Times, harian yang didukung oleh Partai Komunis China, jika kebijakan ini benar-benar dilakukan, maka China akan melakukan pendekatan yang serupa terhadap AS.

"Pemesanan Boeing akan digantikan dengan Airbus. Otomotif AS dan penjualan iPhone di China akan mengalami kemunduran tajam, dan impor kacang kedelai dan tepung maizena akan dibekukan. China juga akan membatasi jumlah warganya yang belajar di AS," demikian pernyataan seperti yang dikutip dari Global Times.

Kendati demikian, surat kabar harian China tersebut tidak yakin Trump betul-betul akan menerapkan rencananya. Mereka menyebut, hal itu hanyalah 'retorika kampanye' dan mempertanyakan validitas hukumnya.

Berdasarkan Undang-Undang AS, presiden hanya dapat menerapkan tarif tak lebih dari 15% dari maksimum 150 hari atas seluruh barang impor.

"Baik China dan AS akan sama-sama menderita kerugian jika kebijakan itu benar-benar diterapkan. Pemerintah Obama sendiri bahkan tidak menyatakan perang terhadap China. Jika Trump memberlakukan tarif impor 45% atas China, maka perdangan China-AS akan lumpuh," jelas Global Times.

Opini tersebut juga menulis bahwa Trump merupakan businessman dan tidak akan bertindak gegabah. Tetapi jika Trump serius dengan kebijakan tersebut, maka hal itu akan berdampak kepada sejumlah industri AS.

"Presiden baru itu akan dikritik atas kecerobohannya, ketidakpedulian, dan ketidakmampuannya serta menghadapi seluruh konsekuensinya. Kami mencurigai bahwa skenario perang perdagangan merupakan jebakan yang disusun oleh sejumlah media Amerika untuk menyesatkan presiden yang baru," kata Global Times.

Saat ini, hubungan antara AS dan China menjadi fokus setelah Trump mengeluarkan kata-kata tidak bijak terhadap China selama masa kampanyenya. Kendati demikian, pada Minggu lalu, Presiden Xi Jinping dan Trump sudah berbicara via telepon.

"Saat pembicaraan berlangsung via telepon, kedua pimpinan menunjukkan rasa saling menghormati. Dan presiden terpilih Trump menyatakan bahwa dirinya percaya kedua pimpinan akan memiliki hubungan yang sangat kuat bagi kedua negara untuk maju ke depan," demikian pernyataan dari tim transisi presiden Trump.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×