Sumber: BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Lagi-lagi, aksi mengejutkan diambil Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kemarin, Selasa (13/3), Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dengan alasan memiliki perbedaan pendapat terkait kebijakan nuklir Iran.
Dalam pidato perpisahannya di Kantor Kementerian Luar Negeri AS, Washington DC, Tillerson memperingatkan soal perilaku dan aksi penuh masalah pemerintah Rusia. "Masih banyak pekerjaan untuk menanggapi perilaku dan tindakan menganggu dari pihak pemerintah Rusia," katanya.
Tillerson tidak mengucapkan terima kasih kepada Trump atau memuji kebijakannya. Seperti yang diketahui, mantan CEO ExxonMobil ini kerap bersiteru dengan Gedung Putih sejak ditunjuk pada tahun lalu.
Kepada reporter, Tillerson mengatakan, kerja yang baik telah dilakukan agar AS memiliki hubungan yang baik dengan China, juga menekan program senjata nuklir Korea Utara.
Namun dia menambahkan, "Masih banyak pekerjaan yang tersisa untuk merespon perilaku dan aksi mengganggu pemerintah Rusia. Rusia harus diperiksa secara seksama dan bagaimana aksinya merupakan kepentingan terbaik bagi masyarakat Rusia dan dunia secara lebih luas."
Terdengar kehabisan nafas dan terkejut, Tillerson mengatakan dirinya telah berbicara kepada presiden mengenai kejelasan di masa yang akan datang.
Kendati Tillerson tidak akan secara resmi bekerja hingga 31 Maret mendatang, deputinya John Sullivan akan mengambil alih departemen luar negeri menanti konfirmasi dari Pompeo.
"Yang terpenting adalah memastikan transisi yang lancar saat ini di mana AS terus menghadapi kebijakan yang signifikan dan tantangan keamanan nasional," lanjut Tillerson.
Pemecatan Tillerson dilakukan secara resmi via Twitter oleh Trump. Dia juga menunjuk Direktur CIA Mike Pompeo sebagai penggantinya.
Selain itu, Trump juga menunjuk Gina haspel sebagai direktur CIA perempuan pertama di AS.
Sementara itu, berbicara kepada reporter di luar Gedung Putih, Trump mengatakan perbedaannya dengan Tillerson terkait dengan "kecocokan" pribadi.
"Kami sebenarnya baik-baik saja, tapi ada beberapa hal yang kami tidak sependapat. Coba lihat kesepakatan Iran, saya pikir itu sangat buruk. Tapi menurutnya itu OK," ujar Trump.