kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Donald Trump dimakzulkan kedua kalinya karena menghasut kerusuhan Capitol AS


Kamis, 14 Januari 2021 / 05:16 WIB
Donald Trump dimakzulkan kedua kalinya karena menghasut kerusuhan Capitol AS
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump menandatangani plakat yang ditempatkan di dinding perbatasan AS-Meksiko saat kunjungannya di Alamo, Texas, AS, Selasa (12/1/2021). REUTERS/Carlos Barria


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS kembali memakzulkan Presiden Donald Trump karena "menghasut" pada kerusuhan di Gedung Capitol pekan lalu.

BBC melaporkan, sepuluh anggota Partai Republik memihak Demokrat untuk memakzulkan presiden dengan perbandingan suara 232-197.

Dengan demikian, Trump adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang dua kali dimakzulkan, atau dituduh melakukan kejahatan oleh Kongres.

Trump, seorang Republikan, sekarang akan menghadapi persidangan di Senat, di mana jika terbukti bersalah, dia bisa dilarang menjabat lagi.

Akan tetapi, Trump tidak mungkin harus mundur dari Gedung Putih sebelum masa jabatannya berakhir dalam satu minggu, karena Senat diperkirakan tidak akan bisa bersidang tepat waktu.

Baca Juga: Hendak dimakzulkan, Donald Trump malah peringatkan Joe Biden

Seperti yang diketahui, Trump akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, menyusul kekalahannya dalam pemilu November lalu dari pesaingnya asal Demokrat, Joe Biden.

BBC memberitakan, DPR yang dikendalikan Demokrat melakukan voting suara setelah mengalami perdebatan sengit selama beberapa jam pada hari Rabu.

Tuduhan pemakzulan

Menurut BBC, tuduhan pemakzulan bersifat politis, bukan pidana. Presiden dituduh oleh Kongres menghasut penyerbuan di Gedung Capitol lewat pidatonya pada 6 Januari di sebuah rapat umum di luar Gedung Putih.

Dia mendesak para pendukungnya untuk "secara damai dan patriotik" membuat suara mereka didengar, tetapi juga untuk "berjuang sekuat tenaga" melawan pemilu yang dia katakan telah dicuri.

Baca Juga: Politik AS memanas, sederet korporasi besar stop beri donasi




TERBARU

[X]
×