kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hilton dicoret dari megaproyek Centerpoint


Jumat, 26 Desember 2014 / 22:00 WIB
Hilton dicoret dari megaproyek Centerpoint
ILUSTRASI. Harga Minyak Dunia Kembali Naik, Simak Rekomendasi Saham MEDC dan PGAS


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Yudho Winarto

YANGON. Ambisi Hilton Worldwide dari Amerika Serikat untuk membangun megaproyek komersial di Yangon, Myanmar, terbentur konflik. Gara-gara konflik tersebut, Hilton berpotensi dicoret dari keikutsertaannya dalam mega proyek properti komersial dan perhotelan di Yangon.

Menurut sumber Nikkei Asian Review, Hilton berselisih kongsinya asal Thailand, LP Holding. Konflik itu dipicu oleh beberapa hal. Misalnya, Hilton memprotes pemilihan lokasi proyek.

Sementara LP Holding memprotes Hilton yang menjalin kerjasama bisnis dengan pengembang lain di proyek properti lain. Sekadar berkilas balik, potensi bisnis pariwisata Myanmar memang sedang naik daun.

Itu sebabnya, sejumlah pengembang besar dunia termasuk pebisnis hospitality dunia, masuk ke negara itu. Nah, Maret 2013, Hilton menandatangani kesepakatan pengelolaan hotel dengan 300 kamar di Centrepoint Tower di pusat kota terbesar Myanmar.

Ia menjalin kongsi LP Holding yang sudah masuk Myanmar sejak tahun 1995 begitu negara ini membuka peluang investasi asing. Hilton akan menjadi operator Centrepoint Grand Hotel, Yangon. "Hotel ini akan memenuhi kebutuhan para tamu korporasi dan pelancong," kata Rob Palleschi, Global Head of Hilton Hotels & Resorts saat penandatanganan kesepakatan tahun lalu.

Masalah mulai timbul manakala Hilton meminta perluasan tower hingga 21 lantai agar sesuai standar Hilton. LP Holding rupanya tak kunjung memenuhi permintaan Hilton.

Hubungan keduanya makin memanas karena pada Juni 2014, Hilton mengumumkan kontrak dengan perusahaan lokal, Eden Group, untuk mengelola lima properti di Myanmar. Jalinan kongsi Hilton dan Eden itu tak disukai LP Holding.

Konflik keduanya tak kunjung reda. Gara-gara pertikaian tersebut, pengoperasian hotel yang sedianya mulai akhir tahun ini bakal tertunda. Bahkan awal Desember 2014, iklan di media lokal mengumumkan lowongan kerja di Centrepoint Grand Hotel, tanpa menyebutkan keterlibatan Hilton di dalamnya.

Namun agaknya Hilton tak begitu risau dengan "kegagalannya" mengelola Centrepoint. Sebab, bersama dengan Eden Group, konglomerasi lokal di sektor perbankan dan pertanian, Hilton akan mengelola lima hotel yang dibangun dan dimiliki oleh Eden.

Mereka meneken kesepakatan tersebut Juni 2014. Hilton kini mengelola hotel milik Eden di Naypyitaw, ibukota Myanmar. Hotel ini dibuka Oktober lalu dan menjadi hotel Hilton pertama di Myanmar.

Hilton juga akan mengelola hotel di kota terbesar kedua di Mandalay, tujuan wisata populer Danau Inle, dan pusat candi dan pagoda di Bagan serta resor di pantai barat Myanmar.

Arus turis ke Myanmar naik lebih dari 90% pada tahun 2013. Jumlah turis asing mencapai lebih dari 2 juta orang pada tahun lalu. Tahun depan, Kementerian Pariwisata Myanmar menargetkan turis asing 5 juta orang.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×