kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks manufaktur Amerika kembali melambat


Kamis, 03 September 2015 / 06:36 WIB
Indeks manufaktur Amerika kembali melambat


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Pertumbuhan manufaktur di Negeri Uwak Sam, Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan perlambatan. Kali ini, data pertumbuhan manufaktur AS per Agustus 2015 menjadi yang terendah sejak Mei 2013.

Seperti diberitakan Bloomberg, Rabu (2/9), hasil perhitungan data indeks manufaktur AS oleh The Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan penurunan ke level 51,1. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata median hasil survei Bloomberg yang dilakukan Juli 2015 lalu di level 52,7.

Lesunya pertumbuhan industri manufaktur di AS disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah faktor penguatan nilai tukar dollar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia sejak pertengahan tahun 2014. Kondisi tersebut menyebabkan barang-barang produksi asal AS sulit berkompetisi dengan produk sejenis dari negera lain.

Nilai tukar dollar AS yang menguat, menyebabkan harga barang-barang AS di luar negeri menjadi semakin mahal. Akibatnya, banyak perusahaan yang mengurangi jumlah produksi. Namun beruntung, industri otomotif AS masih cukup gesit membukukan pertumbuhan.

Secara umum, perlambatan industrialisasi di AS membuat kekhawatiran sejumlah pengamat. "Hal ini menjadi peringatan dini terkait prospek pertumbuhan ekonomi AS ke depan," kata Joshua Shapiro, Kepala Ekonom Maria Fiorini Ramirez Inc yang bermarkas di New York.

Sampai sejauh ini, Shapiro masih memprediksi laju ekspor masih akan melemah. Asumsi ini diperkuat dengan meningkatnya pertumbuhan stok bahan baku. Persediaan bahan baku di AS tercatat meningkat menjadi senilai US$ 121,1 miliar.

Perlu diketahui, selain otomotif, sektor konstruksi AS juga berpeluang membukukan pertumbuhan. Setidaknya, berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, belanja proyek perumahan (residensial) dan non residensial masih tumbuh sebesar 0,7%.

Belanja konstruksi dalam 12 bulan terakhir hingga Juli 2015 membukukan pertumbuhan sebesar 13,9%. Angka ini merupakan pertumbuhan terbesar sejak Maret 2006. Suku bunga The Fed Sejumlah indikator ekonomi AS memang kurang menggembirakan.

Padahal pada bulan September ini, bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan mengadakan pertemuan untuk memutuskan kemungkinan kenaikan suku bunga. Kini muncul pertanyaan, apakah AS akan menaikkan suku bunga acuan di kala data-data ekonominya masih belum cukup kokoh.

William C Dudley, Presiden The Fed bagian New York mengatakan, turbulensi di pasar finansial, menyebabkan rencana menaikkan suku bunga pada September ini menjadi kurang tepat. Sebab, target inflasi yang The Fed harapkan akan meleset dari harapan semula. Belum lagi, faktor ekonomi dunia yang memang melemah.

Asal tahu saja, produktivitas pabrik-pabrik di China mengalami penurunan terendah dalam tiga tahun terakhir. Demikian juga halnya dengan perlambatan yang terjadi di Jerman dan Prancis.

Sebagai gambaran, dari hasil pendataan yang dilakukan oleh ISM, industri yang masih tumbuh di AS dipimpin sektor tekstil dan mebel. Sementara sektor yang membukukan penurunan produksi adalah pakaian, logam dasar, minyak bumi dan peralatan listrik. Sementara sektor otomotif sukses mencetak pertumbuhan. Pada bulan Agustus 2015, tercatat penjualan kendaraan bermotor AS meningkat menjadi 17,7 juta, tertinggi dalam 10 tahun terakhir.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×