Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
TOKYO. Para pemain saham di bursa Jepang terpaksa gigit jari pada perdagangan, Rabu (1/10). Ini gara-gara sejumlah order jual beli saham ternyata tak bisa dieksekusi.
Nilai order saham yang tak bisa dieksekusi ini tak tanggung-tanggung. Nilainya mencapai US$ 617 miliar atau Rp 7.404 triliun. Angka ini lebih besar dari nilai pendapat domestik bruto Swedia.
Japan Securities Dealers Association (JSDA) mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 9.25 waktu Tokyo. JSDA sendiri mengetahui hal tersebut dari para anggotanya. Hingga saat ini, JSDA belum mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Transaksi terbesar yang tak bisa dieksekusi adalah pembelian 1,96 miliar saham Toyota Motor Corp. Nilai ini setara dengan 57% dari total seluruh saham produsen mobil terbesar di dunia tersebut.
Transaksi yang dibatalkan juga termasuk pembelian saham Honda Motor Co., Canon Inc., Sony Corp. dan Nomura Holdings Inc. Kendati transaksi itu dibatalkan, belum ada pihak yang mengaku dirugikan.
Pembatalan jual beli saham pada hari ini cukup mengejutkan pelaku pasar karena nilainya terlalu besar. "Sebelumnya, saya tidak pernah mendengar order yang begitu besar dibatalkan," kata Market Strategist Sumitomo Mitsui Bank Ltd., Ayako Sera. "Pasti ada kesalahan."
Catatan saja, perintah jual beli saham ini bisa dimasukkan setiap saat lewat elektronik. Lalu oleh broker mendapatkan keuntungan dari selisih harga yang diinginkan dan harga pasar.
Pelaku pasar sendiri pesimis otoritas bursa bisa menemukan penyebab kejadian ini. Salah satu alasannya transaksi tersebut dilakukan secara langsung oleh dua pihak.
