kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komisi Eropa menolak akuisisi Hutchison


Rabu, 27 April 2016 / 06:15 WIB
Komisi Eropa menolak akuisisi Hutchison


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BRUSSELS. Ambisi miliarder Hong Kong, Li Ka-shing menguasai bisnis telekomunikasi dunia bakal pupus. Kabar beredar, regulator Uni Eropa (UE) tidak akan memberi restu terkait akuisisi Hutchison Holdings terhadap O2.

"Pekan ini, komisi UE akan meminta persetujuan regulator anti monopoli untuk menolak akuisisi Hutchinson," bisik sumber Reuters, kemarin. Ini merupakan pertama kalinya Komisi UE menolak pemberian restu terhadap transaksi akuisisi dan merger.

Bagi Ka-shing, keinginan untuk menjadi operator telekomunikasi terbesar di Inggris bakal kandas. Sejatinya, ekspansi Hutchison, operator milik miliarder Ka-shing, selalu terganjal di tangan regulator UE.

Di kasus akuisisi O2, potensi monopoli menjadi sorotan regulator. Sebab, jumlah operator jaringan di Inggris akan tersisa menjadi tiga perusahaan, pasca akuisisi.

Berdasarkan jadwal, regulator UE akan mengumumkan keputusan terhadap transaksi akuisisi Hutchison pada 19 Mei 2016. Tenggat akhir keputusan Komisi Eropa ini molor dari target awal di 16 Oktober 2015.

Gencar akuisisi

Pada Maret 2015, Hutchinson mengakuisisi O2 dari tangan Telefonica SA dengan nilai transaksi mencapai US$ 15 miliar. Perusahaan telekomunikasi asal Spanyol, Telefonica, mengharapkan transaksi ini rampung pada Juni 2016.

Setelah aksi korporasi ini kelar, Hutchison bakal memiliki 30 juta pelanggan. Sebab, dengan pembelian O2, Hutchison otomatis akan merebut 44% pangsa pasar seluler di Inggris, sekaligus menjadi operator telekomunikasi terbesar di Negeri Ratu Elizabeth II.

Selain akuisisi, pada Agustus 2015, Hutchinson dan VimpelCom Ltd sepakat menggabungkan anak usaha telekomunikasinya di Italia. Nilai merger 3 Italia milik Hutchinson dan VimpelCom Wind milik VimpelCom ditaksir 21,8 miliar, atau setara US$ 24 miliar.

Tapi, transaksi jumbo tersebut masih membutuhkan persetujuan regulator anti monopoli Eropa. Jika sudah mengantongi restu, perusahaan hasil peleburan bernama 3 Italia itu bakal memiliki 31 juta pelanggan telepon seluler dan dua juta pelanggan fix-lines.

Dengan begitu, 3 Italia bisa bersaing dengan dua raksasa telekomunikasi di Negeri Pizza yakni Telecom Italia SpA dan Vodafone Group Plc. Sesuai kesepakatan, saham 3 Italia bakal dikempit oleh Li Ka Shing dan VimpelCom Wind Telecomucazioni.

Valuasi 3 Italia sendiri sebesar Wind 7,9 miliar, sementara VimpelCom Wind 13,9 miliar. Sejatinya, Hutchison sudah masuk pasar Eropa sejak 1994 silam dengan meluncurkan Orange di Inggris.




TERBARU

[X]
×