Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
BEIJING. China Insurance Regulatory Commission mencatat pertumbuhan penempatan dana perusahan asuransi di China pada produk yang dikelola oleh perusahaan pembiayaan tanpa aturan main yang jelas (shadow banking).
Hingga 30 Juni 2014 penempatan dana asuransi di portofolio shadow banking tumbuh dua kali lipat menjadi ¥ 281 miliar per 30 Juni 2014, dari akhir tahun 2013 yang di posisi ¥ 144 miliar.
Kondisi ini mengkhawatirkan sejumlah lembaga pemeringkat internasional. Seperti diberitakan Bloomberg, Rabu (29/10), Standar & Poor's (S&P) menyebut porsi penempatan aset asuransi di shadow banking sudah mencapai 13% dari total portofolio perusahaan asuransi. "Kondisi ini rentan terhadap hantaman krisis," terang S&P, seperti dikutip Bloomberg.
Sally Yim, Analis Moody's Investor Service di Hong Kong menyatakan, aset tersebut memang memberikan keuntungan yang lebih tinggi. "Namun masalahnya, jika perusahaan asuransi tengah kesulitan likuiditas, aset dalam shadow banking ini tidak mudah untuk dicairkan," terang Sally.
Saat ini, rata-rata produk-produk shadow banking menjanjikan return 6,87% saban tahun.
Berita Terkait
Jet Li dan Jack Ma dirikan sekolah tai chi
