kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PDB Singapura tumbuh melambat jadi 3,8% di kuartal-II 2018


Jumat, 13 Juli 2018 / 11:22 WIB
PDB Singapura tumbuh melambat jadi 3,8% di kuartal-II 2018
ILUSTRASI. Kawasan Marina Bay Sands di Singapura


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal kedua tahun ini tampak melambat dan meleset dari ekspektasi sebelumnya. Melesunya aktivitas manufaktur yang didorong oleh tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, membuat ekonomi negara yang sangat bergantung pada perdagangan ini terancam susut.

Menurut data preliminary dari Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang dirilis Jumat (13/7), sepanjang kuartal-II 2018, perekonomian Singapura mencatat pertumbuhan 3,8% year-on-year (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang dicapai meleset dari perkiraan sebelumnya yaitu 4%, maupun dari capaian kuartal pertama sebesar 4,3%.

Adapun, data musiman (seasonally adjusted) produk domestik bruto (PDB) Singapura, hanya tumbuh 1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (qoq) yakni 1,5%. PDB tumbuh melambat dari yang diperkirakan sebelumnya yaitu 1,2%, menurut polling ekonom Reuters.

"Secara keseluruhan, tampaknya momentum akan terus melambat karena basis yang tinggi tahun lalu, juga sebagian karena sektor elektronik tampaknya sedikit mengetat," ujar Selena Ling, Kepala Penelitian dan Strategi Treasury OCBC Bank, eperti dikutip Reuters, Jumat (13/7).

Sektor manufaktur dan ekspor elektronik adalah salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi Singapura pada tahun lalu. Namun, penurunan pengiriman elektronik selama enam bulan berturut-turut telah menimbulkan pertanyaan mengenai prospek keseluruhan permintaan di sektor ini ke depannya.

Tambah lagi, awal bulan ini, Otoritas Moneter Singapura sempat memperingatkan risiko terhadap prospek pertumbuhan global telah meningkat secara signifikan. Hal ini seiring dengan tensi perdagangan yang bertambah dan akselerasi inflasi yang diperkirakan terjadi lebih cepat.

Selama ini, Singapura dipandang sebagai negara penentu pertumbuhan ekonomi global. Pasalnya, komposisi perdagangan internasional di Singapura begitu besar, bahkan melampaui ekonomi domestiknya. Nilai perdagangan internasional di Singapura setara dengan nilai 200% dari PDB-nya.

Pada bulan Mei, MTI telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura di akhir tahun nanti berkisar 2,5%-3,5%. Tahun lalu, PDB tumbuh 3,6%, laju pertumbuhan tercepat yang dicapai Singapura dalam tiga tahun. "Ke depan, risiko pelemahan ekonomi akan melibatkan risiko rantai pasokan akibat tarif perdagangan AS-China," kata Jeff Ng, Kepala Ekonom Continuum Economics Asia.

Dia menambahkan, pengetatan pada pasar properti oleh pemerintah juga dapat membatasi potensi pertumbuhan domestik jangka pendek Singapura. Adapun, April lalu, bank sentral memutuskan untuk memperketat kebijakan moneter untuk pertama kalinya dalam kurun enam tahun. Belum dapat diprediksi apakah langkah tersebut adalah awal dari siklus pengetatan moneter Singapura untuk waktu jangka panjang.




TERBARU

[X]
×