kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan tinggi, harga pangan dunia kian mahal


Sabtu, 08 Juli 2017 / 19:00 WIB
Permintaan tinggi, harga pangan dunia kian mahal


Reporter: Mona Tobing | Editor: Dupla Kartini

BERSIAP-SIAP, harga pangan akan semakin mahal. Indeks harga pangan Food Agriculture Organization (FAO) menunjukkan, tren harga pangan dunia menanjak. Bahkan pada bulan Juni 2017, indeks harga pangan FAO menyentuh level tertinggi dalam dua terakhir yakni di level 175,2.

Tingginya permintaan sementara pasokan terbatas akibat gagal panen membuat harga pangan dunia mengalami kenaikan. Sejumlah bahan pangan seperti gandum, daging, susu dan mentega rata-rata naik sebesar 7% secara tahunan pada bulan Juni lalu.

Harga daging tercatat naik paling tinggi yakni mencapai 10% secara year on year (yoy). Khusus bulan Juni 2017, harganya naik 2% dibandingkan bulan sebelumnya dan menandai kenaikan berturut-turut selama enam bulan di tahun 2017. Jenis daging yang harganya naik adalah daging sapi yang permintaannya tinggi di Asia khususnya dari China. Negara eksportir daging sapi yakni Amerika Serikat (AS) harus mengirim jumlah daging lebih besar dari biasanya ke China.

Analis menyebut permintaan daging ke Asia yang tinggi inilah yang bikin harga daging kian mahal. Bahkan harga daging ayam dan babi juga ikut melonjak. Eksportir daging lain yakni Australia juga kewalahan mengirim pasokan ke China, Korea Selatan dan Jepang. Permintaan daging sapi di Asia meningkat karena kenaikan pendapatan rumah tangga dan perubahan selera makanan ala Barat.

Meski permintaan tinggi, Advanced Economics Solutions, konsultan peneliti komoditas asal AS menyebutkan, stok daging yang tersedia masih aman. Namun tingginya harga membentuk komponen harga baru. "Semua harga daging naik termasuk daging ayam dan babi," kata Presiden Advanced Economics Solutions Bill Lapp seperti dikutip CNBC.

Harga susu juga kian mahal. FAO mencatat, harga susu naik 8% pada Juni 2017. Pun harga produk turunan susu seperti mentega yang naik 14,1% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan harga terjadi karena stok yang terbatas di sejumlah negara penghasil utama. Walhasil, harga susu bubuk, mentega dan susu skim atau susu tanpa lemak meningkat signifikan. Namun untuk harga keju tetap stabil.

Sedangkan, harga gandum menanjak karena kekhawatiran stok menipis akibat kekeringan yang terjadi di AS dan Kanada yang merupakan produsen utama gandum dunia. Kontrak harga gandum yang diperdagangkan di Minneapolis naik lebih dari 30% pada bulan lalu. Hal ini mencatat kenaikan tertinggi sejak tiga tahun terakhir.

Ekonom Senior FAO, Abdolreza Abbassian menilai gandum memiliki cerita yang menarik. Satu sisi persediaannya besar, tapi di sisi lain ada potensi mengencangkan produksi gandum berkualitas tinggi, agar harganya naik.


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×