Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Bayangkan nilai kekayaan bersih Anda meningkat sebesar US$ 2 miliar per hari. Kondisi inilah yang terjadi pada perusahaan pengiriman parsel terbesar China, S.F. Express, saat melakukan debut pertama di pasar saham China. Bahkan hal itu menjadikan pendiri perusahaan Wang Wei sebagai orang terkaya ketiga di Negeri Panda.
Dapat dikatakan, saat ini merupakan titik balik bagi perusahaan yang memulai bisnisnya dengan apa yang disebut Wang "pengantaran gelap" (black delivery). Pasalnya, pada tahun 1990-an, hanya kantor pos yang diperbolehkan untuk menangani pengiriman paket atau barang.
Perusahaan pengiriman yang ia dirikan mengirimkan barang dengan melewati perbatasan China dan Hong Kong selama 16 tahun, hingga akhirnya pemerintah China menetapkan sanksi.
"Saat S.F pertama kali memulai bisnis ini di 1990, bisnis kami masih termasuk ilegal dan dinamakan black delivery. Berdasarkan peraturan yang ada, kami akan didenta jika operasional kami diketahui oleh pekerja kantor pos. Sehingga kami menangani paket-paket itu dengan sembunyi-sembunyi," cerita Wang.
Saat ini, perusahaan tersebut sudah mengoperasikan sekitar 36 pesawat kargo dan 15.000 armada. Di tahun 2015, laba yang berhasil dihimpun perusahaan mencapai 48,1 miliar yuan. Ini merupakan yang tertinggi di antara pemain lainnya.
Pada pekan lalu, pihak otoritas meluncurkan backdoor listing alias pencatatan saham lewat pintu belakang S.F. Express di Shenzhen Stock Exchange. Aksi korporasi ini sudah disetujui pada Desember dan mendapat sokongan penuh dari pemerintah.
Berita ini mengerek harga saham induk S.F. Holding Co sebesar 59% dan mendongkrak nilai kekayaan bersih Wang di Bloomberg Billionaires Index menjadi US$ 26,5 miliar.
Wang dan lima miliarder jasa pengiriman barang, termasuk pendiri ZTO Express Inc yang mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange pada Oktober, mengalami lonjakan kekayaan dari pencatatan saham dalam lima bulan pertama. Indeks menunjukkan, nilai kekayaan kelima perusahaan jika digabungkan mencapai US$ 47 miliar.
Boomingnya perusahaan jasa pengiriman paket tak terlepas dari melonjaknya bisnis online shopping. Di China, Alibaba, Taobao.com dan Tmall, memimpin bisnis ini dan menyumbang sekitar 60% dari total pengiriman paket China pada tahun lalu yang mencapai 31 miliar.