kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taiwan: 14 Pesawat Militer China Melewati Garis Tengah yang Sensitif


Sabtu, 04 Mei 2024 / 07:58 WIB
Taiwan: 14 Pesawat Militer China Melewati Garis Tengah yang Sensitif
ILUSTRASI. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi serangan baru oleh pesawat militer China yang melintasi Selat Taiwan yang sensitif. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Pada Jumat (3/5/2024), Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi serangan baru oleh pesawat militer China yang melintasi Selat Taiwan yang sensitif. Di hari yang sama, China melaporkan angkatan lautnya telah melakukan latihan tempur dengan kapal pendarat.

Mengutip Reuters, selama empat tahun terakhir, militer China secara signifikan telah meningkatkan aktivitasnya di sekitar Taiwan yang diperintah secara demokratis. Beijing memandang pulau itu sebagai wilayahnya sendiri, sebuah sikap yang ditolak keras oleh pemerintah Taipei.

Kementerian Pertahanan, dalam laporan harian paginya mengenai aktivitas China dalam 24 jam terakhir, mengatakan 14 pesawat militer Tiongkok melintasi garis median Selat Taiwan, mendekati 41 mil laut (76 km) ke kota pelabuhan Keelung di Taiwan utara yang merupakan rumah bagi pangkalan angkatan laut Utama Taiwan.

Garis tengah tersebut sebelumnya berfungsi sebagai perbatasan tidak resmi antara kedua belah pihak, namun pesawat militer Tiongkok kini sering melintasinya. China sendiri mengatakan mereka tidak mengakui keberadaan garis tersebut.

Sebelumnya, pada Kamis (2/5/2024), Taiwan mengatakan China telah melakukan “patroli kesiapan tempur bersama” di dekat pulau itu untuk kedua kalinya dalam seminggu.

Baca Juga: China Uji Coba Laut Kapal Induk Generasi Terbaru & Tercanggih, Dinamakan Fujian

Kementerian Pertahanan China tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar pada hari Jumat, karena negara tersebut sedang menjalani hari libur yakni Hari Buruh.

Pada hari Kamis, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, yang bertanggung jawab atas wilayah sekitar Taiwan, menunjukkan gambar di akun media sosial WeChat yang menunjukkan kapal-kapal melakukan apa yang mereka sebut sebagai latihan pendaratan tempur langsung.

Laporan tersebut tidak menyebutkan kapan atau di mana tepatnya latihan tersebut dilakukan, namun menunjukkan gambar senjata yang dipasang di kapal melepaskan tembakan dan beroperasi dalam formasi.

“Garis depan tim pendarat selalu siap bertempur,” demikian bunyi pernyataan dalam teks yang menyertai gambar tersebut.

Baca Juga: Taiwan Waspada Atas Latihan Militer China Pasca Pelantikan Presiden Baru

Pejabat tinggi keamanan pulau itu mengatakan pada hari Rabu bahwa Taiwan waspada terhadap Tiongkok yang akan melakukan latihan militer menyusul pelantikan Presiden terpilih Lai Ching-te akhir bulan ini.

Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Ming-yen mengatakan Tiongkok mulai menggunakan taktik baru yang tidak biasa, termasuk melakukan patroli tempur malam hari dan menggunakan kapal pendarat serta kapal penyapu ranjau dalam patroli tersebut.

Penjaga pantai Tiongkok minggu ini juga telah melakukan lebih banyak patroli di sekitar kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan yang terletak di sebelah pantai Tiongkok. Patroli tersebut dimulai pada bulan Februari menyusul perselisihan mengenai kematian dua warga negara China yang mencoba melarikan diri dari penjaga pantai Taiwan saat memasuki perairan terlarang.

Media pemerintah China mengatakan pemeriksaan penegakan hukum normal yang dilakukan penjaga pantai di dekat Kinmen pada hari Jumat adalah untuk membantu melindungi para nelayan. Taiwan mengecam patroli tersebut sebagai taktik intimidasi.

Lai, yang dilantik pada tanggal 20 Mei setelah memenangkan pemilu pada bulan Januari, sangat tidak disukai oleh China karena percaya bahwa dia adalah seorang separatis yang berbahaya. Pemerintah China telah berulang kali menolak tawaran perundingan, termasuk yang dilakukan pekan lalu.

Lai, seperti Presiden saat ini Tsai Ing-wen, menolak klaim kedaulatan Beijing; keduanya mengatakan hanya masyarakat pulau yang bisa menentukan masa depan mereka.

Lai telah menjadi wakil presiden Taiwan selama empat tahun terakhir.




TERBARU

[X]
×