Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan kembali melaporkan aktivitas militer China yang kian intens di sekitar pulau itu pada Rabu (22/11/2023). Dilaporkan, ada 11 pesawat melintasi garis tengah sensitif Selat Taiwan saat kampanye pemilu di pulau itu mulai memanas.
Mengutip Reuters, Taiwan selama empat tahun terakhir telah mengeluhkan patroli dan latihan militer rutin China di dekat pulau itu. Ini merupakan upaya Beijing untuk menekan Taipei atas klaim kedaulatannya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa mulai Rabu sore pihaknya telah mendeteksi pesawat tempur J-10 dan J-16 serta pesawat pengebom H-6 dan pesawat peringatan dini yang menjalankan misi di luar negeri.
"Sebelas dari pesawat tersebut melintasi garis tengah Selat Taiwan dan terbang di wilayah udara ke tengah dan barat daya pulau itu, bekerja dengan kapal perang China untuk melakukan patroli kesiapan tempur bersama," tambah kementerian itu.
Garis tengah selat tersebut sebelumnya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak dan yang kini sering diterbangi oleh pesawat China.
Taiwan mengirimkan pasukannya sendiri untuk memantau, kata kementerian itu.
Baca Juga: Militer Filipina dan AS Gelar Patroli Gabungan di Sekitar Taiwan
Kementerian Pertahanan China tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentarnya. China mengatakan aktivitasnya di dekat Taiwan bertujuan untuk mencegah “kolusi” antara separatis Taiwan dan Amerika Serikat dan untuk melindungi integritas wilayah China.
Pemerintah Taiwan, yang telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan hanya masyarakat pulau itu yang dapat menentukan masa depan mereka.
Informasi saja, Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari 2024 mendatang. Dan para kandidat harus mendaftar ke komisi pemilihan minggu ini untuk dapat ambil bagian.
Baca Juga: Tegang di Laut China Selatan, Ferdinand Marcos Jr dan Xi Jinping Hangat di KTT APEC
Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, yang dipandang Beijing sebagai separatis, mendaftarkan calon presidennya pada hari Selasa.
Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan Beijing, dan berjanji untuk membuka kembali dialog dengan China jika mereka memenangkan pemilu.