Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Jet tempur China pada hari Kamis (13/7) melacak kehadiran sebuah pesawat patroli Angkatan Laut AS yang terbang melalui Selat Taiwan. Kehadiran militer AS itu terjadi saat China menggelar latihan militer di kawasan tersebut.
Mengutip Reuters, militer China menggambarkan penerbangan itu sebagai sesuatu yang menghebohkan publik. Sebagai respons, China langsung mengirim pesawat tempur untuk memantau dan memberi peringatan.
"Pasukan selalu siaga tinggi dan dengan tegas akan mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dalam sebuah pernyataan di akun WeChat.
Baca Juga: Angkatan Laut dan Udara China Gelar Latihan Militer Skala Besar dekat Taiwan
China memang telah berulang kali dibuat marah oleh kehadiran militer AS di selat yang sensitif itu. China mengatakan mereka memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi atas Selat Taiwan.
Taiwan dan AS tentu tidak sepakat. Mereka mengatakan itu adalah jalur air internasional.
Terkait kehadiran militernya hari Kamis, Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan pesawat patroli dan pengintaian maritim P-8A Poseidon terbang melalui selat di wilayah udara internasional.
"Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak navigasi dan kebebasan semua negara," kata armada tersebut dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Intelijen AS Meyakini Tidak Ada Pengembangan Senjata Nuklir di Iran
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pesawat tempur dan kapal perang China melakukan latihan hari ketiga ke selatan wilayahnya pada hari Kamis. Taiwan mendeteksi kehadiran 26 pesawat, termasuk pesawat tempur canggih J-16 dan Su-30 China yang terbang ke laut untuk mencegat pesawat AS.
Terkait kehadiran pesawat AS, kementerian mengatakan pesawat itu telah menempel di garis median Selat Taiwan dan terbang ke arah selatan pada Kamis pagi sembari ada di bawah pengawasan militer Taiwan.
Latihan militer China sebelum ini juga dilakukan di dekat Taiwan dengan melibatkan pesawat tempur, pembom dan kapal perang. Salah satu pesawat tempur utamanya bahkan terbang ke selatan Taiwan dan keluar ke Pasifik melalui Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina.