kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.371   -67,00   -0,41%
  • IDX 7.969   33,14   0,42%
  • KOMPAS100 1.109   2,76   0,25%
  • LQ45 814   0,31   0,04%
  • ISSI 269   2,40   0,90%
  • IDX30 422   1,29   0,31%
  • IDXHIDIV20 490   1,47   0,30%
  • IDX80 123   0,10   0,08%
  • IDXV30 132   1,07   0,82%
  • IDXQ30 136   0,49   0,36%

Asia Tenggara Ubah Peta Perdagangan Gandum dan Jagung Global Lewat Kesepakatan AS


Kamis, 28 Agustus 2025 / 13:26 WIB
Asia Tenggara Ubah Peta Perdagangan Gandum dan Jagung Global Lewat Kesepakatan AS
ILUSTRASI. Negara-negara Asia Tenggara akan mengubah arus perdagangan global gandum dan biji-bijian minyak (oilseed) melalui kesepakatan dagang dengan AS. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan mengubah arus perdagangan global gandum dan biji-bijian minyak (oilseed) melalui kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.

Langkah ini berpotensi meningkatkan ekspor pertanian AS ke kawasan dan menggantikan pasokan dari Australia, Kanada, serta Rusia.

Indonesia dan Bangladesh Jadi Pelopor

Indonesia dan Bangladesh telah lebih dahulu menandatangani kesepakatan yang mencakup peningkatan pembelian produk pertanian AS dengan imbalan penurunan tarif ekspor mereka ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Trump Mulai Kerahkan Garda Nasional Bersenjata di Washington

  • Indonesia: Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia menandatangani MoU untuk membeli 1 juta ton gandum AS per tahun, setelah pada 2024 mengimpor 693.000 ton. Sejak Juli, tercatat pembelian sekitar 250.000 ton.

  • Bangladesh: Pada 20 Juli, pemerintah Dhaka berkomitmen mengimpor 700.000 ton gandum AS per tahun, naik drastis dari hampir nol pembelian pada 2024. Sejak itu, telah disetujui impor sekitar 220.000 ton.

Kondisi ini diperkirakan mengurangi porsi penjualan Australia, yang selama ini memasok seperempat kebutuhan gandum Indonesia atau sekitar 3 juta ton pada 2024.

Vietnam: Pasar Pakan Hewan yang Melesat

Vietnam, salah satu pasar pakan hewan dengan pertumbuhan tercepat, menjadi target ekspansi berikutnya.

  • Pada Juni, Kementerian Pertanian Vietnam mengumumkan rencana penandatanganan MoU untuk membeli produk pertanian AS senilai US$2 miliar, termasuk US$800 juta dari Iowa berupa jagung, gandum, dried distillers grains, dan bungkil kedelai.

  • Data USDA mencatat Vietnam mengimpor 1,1 juta ton jagung AS pada tahun pemasaran 2024/25, dengan tambahan 19.051 ton yang akan dikirim hingga akhir Agustus.

  • Untuk periode 2025/26, pemesanan Vietnam sudah mencapai 134.000 ton, jauh meningkat dibanding hanya 2.000 ton pada periode yang sama tahun lalu.

Argentina saat ini masih menjadi pemasok dominan, dengan kontribusi lebih dari 50% impor jagung dan 65% bungkil kedelai Vietnam dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Pasar Perumahan AS Melemah, Risiko Resesi Baru Mengintai

Thailand dan Filipina Bisa Jadi Importir Kunci

Dua negara lain di Asia Tenggara juga diprediksi meningkatkan ketergantungan pada pasokan pertanian AS.

  • Thailand diperkirakan bisa membeli lebih dari 1 juta ton jagung pakan AS, menggantikan gandum pakan dari Laut Hitam. Selain itu, pemerintah mengumumkan rencana impor hingga 2 juta ton kedelai AS setelah perjanjian dagang diumumkan pada 1 Agustus.

  • Filipina berpotensi mengganti sekitar 3,3 juta ton gandum pakan dengan jagung AS. Namun, realisasi pembelian masih bergantung pada kebijakan tarif impor jagung yang belum dihapus.

Harga Kompetitif Jadi Penentu

Menurut para pedagang gandum regional, faktor harga menjadi kunci.

  • Gandum putih lunak (soft white wheat) asal AS minggu ini ditawarkan sekitar US$280 per ton (C&F), setara dengan gandum Laut Hitam.

  • Jagung AS sekitar US$10–15 per ton lebih murah dibanding produk dari Amerika Selatan.

  • Bungkil kedelai AS juga diperdagangkan dengan diskon sekitar US$5 per ton dibanding pemasok lain.

Hal ini membuat produk pertanian AS semakin kompetitif, apalagi ketika dipadukan dengan keuntungan tarif dari kesepakatan dagang baru.

Baca Juga: Tarif AS Picu Kenaikan Harga Minuman Alkohol, Konsumen Harus Rogoh Kocek Lebih Dalam

Dampak Global: Tekanan untuk Pesaing

Masuknya gandum, jagung, dan kedelai AS ke Asia dalam jumlah besar diperkirakan:

  • Menekan harga ekspor pesaing seperti Australia, Kanada, Rusia, dan Argentina.

  • Meningkatkan biaya logistik bagi pemasok yang harus mengirim ke pasar yang lebih jauh ketika kehilangan pangsa pasar Asia.

Menurut data USDA, Asia menyumbang 30% impor gandum, jagung, dan bungkil kedelai dunia, sehingga menjadi pasar vital bagi pemasok global.

Selanjutnya: Arus Dana Asing ke Indonesia Diprediksi Deras di Semester II 2025

Menarik Dibaca: 4 Buku Finance Terbaik: Panduan Lengkap untuk Pemula




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×