kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Upaya Perdamaian Trump dengan Putin Gagal Hasilkan Terobosan


Kamis, 28 Agustus 2025 / 22:26 WIB
Upaya Perdamaian Trump dengan Putin Gagal Hasilkan Terobosan
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, 15 Agustus 2025 .


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Upaya Presiden AS Donald Trump untuk mendorong kesepakatan damai perang Ukraina dengan Presiden Rusia Vladimir Putin berakhir tanpa hasil, meski sempat menimbulkan spekulasi soal “tukar wilayah”.

Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, usai bertemu Putin di Moskow pada 6 Agustus 2025, melaporkan bahwa Rusia siap memberi konsesi besar untuk mengakhiri perang. Trump kemudian menyebut ada “kemajuan besar” dan berencana menggelar pertemuan bersejarah dengan Putin.

Namun, informasi itu segera menimbulkan kebingungan. Witkoff pada 7 Agustus mengatakan Putin siap mundur dari Zaporizhzhia dan Kherson jika Ukraina menyerahkan Donetsk dan Luhansk. 

Baca Juga: KTT Trump-Putin Berakhir Tanpa Kesepakatan, Perang di Ukraina Belum Usai

Pernyataan itu mengejutkan pemimpin Eropa, yang menilai klaim tersebut tidak sesuai dengan posisi Rusia. 

Keesokan harinya, Witkoff justru menyebut Putin tidak menawarkan penarikan, hanya isyarat bahwa Moskow tidak akan menuntut pengakuan formal atas Zaporizhzhia dan Kherson.

Ketidakjelasan makin besar karena Witkoff, seorang pengusaha properti tanpa pengalaman diplomasi, menghadiri pertemuan tanpa pencatat resmi sehingga tidak ada catatan tertulis usulan Putin.

Puncaknya, pertemuan Trump-Putin di Anchorage, Alaska, pada 15 Agustus hanya menghasilkan pernyataan hangat tanpa kesepakatan damai. 

Baca Juga: Trump-Putin Bahas Nasib Ukraina, KTT Memasuki Jam Ketiga di Alaska

Trump tidak memberi konsesi wilayah atas nama Ukraina, tetapi menyatakan gencatan senjata bukan syarat utama perdamaian, sejalan dengan posisi Putin namun berbeda dengan sebagian besar pemimpin Eropa.

Sejumlah pejabat Eropa khawatir pendekatan Trump yang cepat, personal, dan di luar jalur diplomasi resmi bisa memaksa Ukraina menerima konsesi yang merugikan. 

Intelijen Ukraina bahkan memperingatkan Jerman bahwa Putin mungkin hanya memanfaatkan pertemuan itu untuk membeli waktu sebelum melancarkan ofensif baru.

Pertemuan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Washington pada 18 Agustus dinilai lebih positif. 

Trump dan para pemimpin Eropa sepakat mulai merancang jaminan keamanan bagi Ukraina. Namun, Moskow menolak jaminan yang melibatkan kehadiran pasukan asing di Ukraina, membuat prospek damai tetap jauh.

Baca Juga: Trump-Putin Berjabat Tangan dan Tersenyum Lebar Saat Bertemu

Kurt Volker, mantan utusan AS untuk Ukraina, menilai situasi tidak berubah sejak Trump menjabat kembali. 

“Rusia tidak bergeser sedikit pun, perang terus berkecamuk, dan belum ada strategi jelas untuk menghentikan Putin,” katanya.

Sementara itu, serangan rudal dan drone Rusia di Kyiv pada Kamis (28/8) menewaskan sedikitnya 18 orang, menegaskan stagnasi upaya perdamaian internasional.
 

Selanjutnya: Harga Emas Sentuh Puncak 5 Pekan Kamis (28/8), Terangkat Pelemahan Dolar AS

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (29/8)




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×