kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Harga Minyak Anjlok Menjelang KTT Trump-Putin di Alaska


Jumat, 15 Agustus 2025 / 17:21 WIB
Harga Minyak Anjlok Menjelang KTT Trump-Putin di Alaska
ILUSTRASI. Harga minyak anjlok pada Jumat (15/8) karena para pedagang menunggu perundingan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak anjlok pada Jumat (15/8/2025) karena para pedagang menunggu perundingan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin, yang diperkirakan dapat mengarah pada pelonggaran sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow terkait perang Ukraina.

Mengutip Reuters, Jumat (15/8/2025) harga minyak mentah Brent berjangka turun 50 sen, atau 0,8%, menjadi US$ 66,34 per barel pada pukul 09.23 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 57 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 63,39.

Pada pertemuan antara Trump dan Putin di Alaska pada hari Jumat, gencatan senjata di Ukraina menjadi agenda utama. Trump mengatakan ia yakin Rusia siap mengakhiri perang di Ukraina. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Tipis Jumat (15/8) Pagi, Jelang Pertemuan Trump-Putin

Namun, ia juga mengancam akan menjatuhkan sanksi sekunder kepada negara-negara yang membeli minyak Moskow jika perundingan damai tidak mencapai kemajuan.

"Pasar sedang mencermati apakah akan ada gencatan senjata atau tidak. Ekspektasi gencatan senjata akan menghasilkan peningkatan produksi Rusia," kata Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS. 
"Pertanyaannya adalah apakah akan ada eskalasi atau de-eskalasi?"

Sekalipun ada kesepakatan, Staunovo bilang, pelonggaran sanksi terhadap Rusia kemungkinan akan memakan waktu lebih lama karena hal itu harus melalui Kongres AS.

Untuk minggu ini, WTI diperkirakan turun 0,7% sementara Brent diperkirakan naik 0,4%.

Data ekonomi China yang melemah juga dirilis pada hari Jumat, yang memicu kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar.

Data pemerintah China menunjukkan pertumbuhan output pabrik merosot ke level terendah dalam delapan bulan dan pertumbuhan penjualan ritel tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember, membebani sentimen meskipun produksi minyak di negara pengguna minyak mentah terbesar kedua di dunia tersebut menguat.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Imbas Risiko Pasokan dan Fundamental yang Lemah

Produksi di kilang-kilang China naik 8,9% year-on-year pada bulan Juli, namun angka tersebut lebih rendah dari level Juni, yang merupakan level tertinggi sejak September 2023. 

Meskipun terjadi peningkatan, ekspor produk minyak China bulan lalu juga naik dibandingkan tahun lalu, menunjukkan permintaan bahan bakar domestik yang lebih rendah.

Proyeksi surplus pasar minyak yang meningkat juga membebani sentimen, begitu pula prospek suku bunga AS yang lebih tinggi dan berjangka panjang.

Analis Bank of America mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Kamis bahwa mereka memperluas proyeksi surplus pasar minyak, dengan menyebutkan peningkatan pasokan dari OPEC+, sebuah kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan sekutu lainnya.

Para analis kini memproyeksikan surplus rata-rata sebesar 890.000 barel per hari dari Juli 2025 hingga Juni 2026.

Prakiraan tersebut menyusul prediksi awal pekan ini dari Badan Energi Internasional yang menyatakan bahwa pasar minyak tampak membengkak setelah kenaikan OPEC+.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×