Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/8/2025) berakhir tanpa menghasilkan kesepakatan konkret mengenai perang Rusia di Ukraina.
Hasil pertemuan yang dinilai masih bersifat umum ini memunculkan beragam reaksi dari kalangan analis, pelaku pasar, dan pejabat keuangan internasional.
Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, menilai hasil pertemuan tersebut sesuai dengan prediksi awal bahwa tidak akan ada terobosan besar.
Menurutnya, meski ada sinyal mengenai kemungkinan kelanjutan dialog, detail konkret kesepakatan sama sekali tidak terlihat. Ia menambahkan, ketidakjelasan ini membuat pasar energi global masih menunggu kepastian, terutama terkait ancaman sanksi sekunder terhadap India yang terus mengimpor minyak Rusia.
Baca Juga: Trump: Belum Ada Rencana Sanksi untuk Tiongkok karena Beli Minyak Rusia
Croft menekankan, hasil pertemuan semacam ini jelas belum cukup untuk mendorong Eropa mempertimbangkan pencabutan sanksi energi terhadap Rusia.
Pandangan serupa datang dari Carol Schleif, Chief Market Strategist di BMO Private Wealth, Minneapolis. Ia menilai tidak ada kabar berarti yang muncul dari pertemuan tersebut sehingga tidak akan berdampak besar pada pasar.
Schleif menegaskan bahwa pasar modal lebih berfokus pada isu domestik, seperti daya beli konsumen, arah inflasi, dan kebijakan moneter AS. Bahkan, menurutnya, pasar berhasil menyentuh rekor tertinggi meski perang Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun.
Sementara itu, Eric Teal, Chief Investment Officer di Comerica, melihat sisi positif dari tidak adanya sanksi baru yang diumumkan. Ia menilai ketiadaan sanksi justru memberi ruang lega bagi pasar dan membuka peluang di sektor energi.
Dengan harga minyak yang relatif rendah, Teal memperkirakan ada potensi reli jangka pendek di pasar energi seiring meningkatnya permintaan musiman dan pemulihan ekonomi.
Baca Juga: KTT Trump-Putin Berakhir Tanpa Kesepakatan, Perang di Ukraina Belum Usai
Namun, ia juga mengingatkan bahwa aset lindung nilai seperti emas dan logam mulia kemungkinan tertekan, meski dalam jangka panjang tetap menjadi instrumen menarik di tengah ketidakpastian inflasi.
Eugene Epstein, Kepala Perdagangan dan Produk Terstruktur Moneycorp di New Jersey, berpendapat bahwa pertemuan tersebut lebih mencerminkan simbolisme diplomatik ketimbang substansi.