Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Menteri Pertahanan Taiwan pada hari Jumat (22/9/2023) mengatakan, pergerakan militer China baru-baru ini di sekitar pulau itu "tidak normal". Aktivitas tersebut ditandai dengan latihan amfibi selain latihan rutin yang dilakukan di sekitar wilayah yang menghadap pulau itu.
Reuters memberitakan, Taiwan telah melaporkan peningkatan aktivitas tersebut selama seminggu terakhir, di mana puluhan pesawat tempur, drone, pembom, dan pesawat lainnya, serta kapal perang, beroperasi di dekat wilayahnya.
China, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan banyak latihan serupa di sekitar pulau tersebut, dalam upaya untuk menegaskan klaim kedaulatannya dan menekan Taipei.
“Analisis awal kami adalah mereka melakukan latihan gabungan pada bulan September, termasuk latihan darat, laut, udara dan amfibi,” kata Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng kepada wartawan di parlemen.
“Situasi musuh saat ini sangat tidak normal”, tambahnya.
Baca Juga: Taiwan Desak China Hentikan Aktivitas Militer yang Destruktif
Pernyataan tersebut muncul dari kementerian pertahanan pada hari Kamis bahwa pihaknya mengawasi aktivitas China di dekat Teluk Dacheng di provinsi selatan Fujian, yang menghadap Taiwan.
Ini adalah area di mana sumber keamanan Taiwan mengatakan China melakukan latihan pendaratan.
China sendiri belum mengatakan apa pun tentang latihan di sekitar Taiwan, dan kementerian pertahanannya tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Chiu mengatakan bahwa merilis informasi tentang Teluk Dacheng sejalan dengan prinsip kementeriannya untuk selalu memberikan informasi kepada masyarakat.
Tiongkok melakukan latihan pendaratan di Teluk Dacheng pada September tahun lalu dan tahun sebelumnya, kata Chieh Chung, peneliti militer di lembaga pemikir Yayasan Kebijakan Nasional Taiwan.
Baca Juga: Misterius, Menteri Pertahanan China Sudah Menghilang 2 Minggu
Latihan tersebut menampilkan kapal-kapal sipil dengan peralatan yang melakukan latihan "bongkar muat tanpa dok", untuk menyimulasikan situasi di mana mereka mungkin perlu mendarat setelah fasilitas pelabuhan tidak berfungsi atau hancur, kata Chieh.