Reporter: Rizki Caturini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. Tahun ini tidak akan ada penganugerahan penghargaan Nobel untuk karya sastra yang biasanya dilakukan setiap tahun. Hal ini menyusul tuduhan pelecehan seksual dan masalah lainnya yang telah mempengaruhi citra The Swedish Academy yang sejak tahun 1901 bertugas menyeleksi pemenang Nobel.
Institusi budaya yang berdiri sejak 1786 ini rencananya akan kembali memberikan Nobel pada tahun 2019 mendatang. Keputusan ini dibuat pasca pertemuan mingguan di Stockholm setelah institusi yang didirikan Raja Gustaf III asal Swedia ini tidak dalam kondisi terbaik untuk memilih pemenang.
Masalah internal di institusi ini dipicu oleh skandal pelecehan yang menimpa Jean-Claude Arnault, salah satu anggota akademi yang juga merupakan tokoh budaya ternama Swedia.
Arnault diduga membocorkan nama-nama pemenang penghargaan selama tujuh kali sejak tahun 1996. Surat kabar Swedia pada tahun lalu juga menerbitkan berita pelanggaran seksual yang melibatkan Arnault terhadap 18 wanita.
Institusi ini lantas mengakui ada perilaku yang tidak dapat diterima telah terjadi di jajarannya. Kasus ini telah meruntuhkan kredibilitas institusi yang memunculkan pertanyaan mengenai objektifitas penilaian karya sastra selama ini.
Anders Olsson, Sekretaris Swedish Academy mengatakan, pihaknya merasa perlu waktu untuk memulihkan kepercayaan publik sebelum pemenang berikutnya diumumkan. "Kami menghormati para pemenang sastra sebelumnya dan di masa depan juga yayasan Nobel dan juga masyarakat umum," ujar Olsson seperti dikutip Bloomberg.
Ini pertama kalinya sejak Perang Dunia II penghargaan bergengsi ini tidak dibagikan. Tahun lalu, novelis Inggris kelahiran Jepang, Kazuo Ishiguro memenangkan hadiah Nobel ini. Pada pertemuan terakhir para anggota setuju akan ada peninjauan operasional institusi ini dengan reformasi besar-besaran.