kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

10 Merek paling berharga di dunia 2016


Rabu, 08 Juni 2016 / 16:04 WIB
10 Merek paling berharga di dunia 2016


Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga

Merek atau brand, sangat menentukan nilai sebuah perusahaan. Bukan saja penting bagi pemilik perusahaan dan karyawannya, brand juga memberikan gengsi tersendiri bagi konsumennya.

Lantas, brand apa yang nilainya paling tinggi dunia saat ini? Millward Brown, unit usaha perusahaan periklanan WPP  baru saja meluncurkan The 2016 BrandZ, yakni peringkat brand dunia dengan nilai tertinggi di 2016.

Dalam menyusun peringkat ini, Millward Brown menghitung nilai  sebuah brand dengan menggunakan data keuangan perusahaan dan wawancara dengan lebih dari 3 juta pelanggan di seluruh dunia.

Berikut 10 brand dengan nilai tertinggi di dunia tahun 2016 berdasar ranking tahunan terbaru Brandz:

1.    Google  (nilai brand: US$  229,2 miliar)


Nilai merek raksasa di industri internet ini melonjak 32% dibanding tahun lalu. Lonjakan ini membuat Google menjadi brand paling berharga di dunia saat ini.
Hingga kini, Google mendominasi mesin pencari online di belahan barat dunia. Perusahaan  ini juga kerap terpilih sebagai salah satu perusahaan pemberi kerja terbaik di dunia.

Induk perusahaan Google, yakni Alphabet telah melakukan berbagai eksperimen di sektor-sektor lain, seperti mobil tanpa pengemudi dan ilmu anti-penuaan (anti-aging).

Berbagai upaya ini berhasil menangkap imajinasi publik dan mendongkrak brand Google secara keseluruhan. Hal ini membuat Google berhasil  menggeser Apple dan menggantikannya di posisi pertama brand termahal di dunia.

Ini bukan kali pertama Google menempati posisi puncak dalam peringkat BrandZ. Sebelumnya, Google sudah berkali-kali memuncaki peringkat di tahun 2007 hingga 2010, dan 2014.

2.    Apple  (nilai brand: US$  228,5 miliar)


Nilai merek Apple di 2016 merosot 8% dibanding tahun lalu, dan membuat peringkatnya turun di bawah Google.  
Perusahaan ini telah menjual jutaan unit iPhones dan berbagai produk lain. Namun, persepsi terhadap brand ini telah bergeser.
 

“Mereka perlu menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat dengan para pelanggan,” ujar Elspeth Cheung, Direktur Brand Global Millward Brown. “Mereka perlu bekerja untuk hal-hal yang relevan dengan pelanggannya.”

Cheung menambahkan, Apple secara cerdas telah berinvestasi di berbagai  sektor bisnis lain, khususnya di pesaing terberat Uber di China, Didi Chuxing.

3.    Microsoft  (nilai brand: US$ 122 miliar)


Microsoft mempertahankan posisinya di urutan ketiga untuk dua tahun berturut-turut. Nilai brand ini meningkat 5% tahun ini.

Perusahaan ini telah sekian lama menjadikan piranti lunak Windows sebagai sapi perah. Namun kehadiran Windows 10 menawarkan sesuatu yang benar-benar disukai banyak orang.

Windows 10 bisa dioperasikan di komputer meja (PC), laptop, tablet, telepon seluler. Bahkan, ujar Cheung,  piranti ini bisa bekerja dengan baik di produk-produk Apple.

4.    AT&T (nilai brand: US$  107, 4 miliar)

AT&T bersama Verizon merupakan dua perusahaan telekomunikasi  Amerika dengan nilai brand tertinggi.  Tahun ini,  nilai merek AT&T melonjak 20% dari tahun lalu.

Cheung menyatakan, AT&T's berusaha menjadi lebih dari merek gaya hidup bagi pelanggannya, dengan menyediakan layanan entertainment sebagai  layanan tambahan.

Langkah AT&T mengakuisisi DirecTV pada pertengahan 2015 lalu telah memperkaya konten dan   membantu mereka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industrinya.

5.    Facebook  (nilai brand: US$ 103 miliar)


Facebook berhasil menerobos masuk dalam daftar 10 brand termahal versi Brandz untuk pertama kalinya tahun ini, setelah nilai mereknya melesat 44% dibanding tahun lalu.
Menurut Cheung, Facebook berhasil menumbuhkan brand dengan memasuki area-area baru.  

Contohnya, Facebook baru-baru ini meluncurkan Bots for Messenger, yang akan membantu pengguna mengakses segala sesuatu dari informasi cuaca ke pemberitahuan belanja dan berita yang dipersonalisasi.
 
 “Masyarakat menjadi kurang loyal merek ... untuk mengatasi hal ini, Anda harus membangun ekosistem di sekitar kehidupan konsumen sehari- hari,” ujar  Cheung. " Ini bukan hanya tentang menghubungkan teman-teman, tapi seluruh dunia."

Facebook juga memiliki Instagram dan Whatsapp, namun Brandz menganggap keduanya tersebut terpisah dan tidak memasukkannya dalam valuasi Facebook.

6.    Visa (nilai brand: US$ 101 miliar)


Visa telah lama melakoni bisnis pembayaran (payment), namun ujar Cheung, perusahaan ini masih terus berupaya menemukan cara baru pembayaran yang lebih baik.

Contohnya, Visa baru-baru ini mengumumkan mereka tengah menguji ‘cincin debit” baru yang bisa dipakai  untuk menggantikan kartu debit yang kini biasa kita pakai.

Masih menurut Cheung, para pelanggan juga menghargai Visa sebagai  pemimpin dalam keamanan online.

Tahun ini  valuasi brand Visa menanjak 10% dibandingkan tahun lalu.

7.    Amazon (nilai brand: US$ 99 miliar)


Sama seperti Facebook, ini kali pertama Amazon menembus BrandZ Top 10. Tahun ini nilai merek Amazone meroket 59% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Amazon menciptakan konten hiburan sendiri. Perusahaan ini juga berhasil membuat lompatan yang mengesankan dalam bisnis pengiriman dan logistik dan menjadi ‘ancaman’ bagi industri yang secara tradisional didominasi FedEx dan UPS.

Cheung menilai Amazon tidak hanya memuaskan kebutuhan konsumen, tapi juga menciptakan keinginan baru.

 8.    Verizon (nilai brand: US$ 93 miliar)

Verizon terus menawarkan lebih banyak konten untuk pelanggannya. Alhasil, nilai brand-nya tahun ini meningkat 8% dibanding tahun lalu.

Akuisisi miliaran dollar terhadap AOL yang dilakukan Verizon merupakan bagian dari rencananya menciptakan pemain utama di bisnis media digital dengan menggabungkan salah satu jaringan seluler terbesar dengan produser konten terkemuka .

9.    McDonald's (nilai brand: US$ 89 miliar)

Brand McDonald, menurut Cheung, mampu bertahan dengan baik mengingat perusahaan ini tengah berjuang menghadapi persepsi negatif tentang makanan yang tidak sehat.

Jaringan makanan cepat saji ini mencoba menumbuhkan citra sebagai penyedia makanan sehat. Hal ini dapat dilihat dalam upayanya mempromosikan minuman McCafé.

Nilai merek McDonald's naik 9 % dibanding tahun lalu.

10.    IBM (nilai brand: US$ 86 miliar)

IBM tengah dalam transisi dari bisnis perangkat lunak menjadi sebuah perusahaan cloud. Tapi di tengah proses transformasi ini, nilai merek IBM terus melorot. Di tahun 2015, nilai brand IBM turun 13% dibanding 2014. Tahun ini, valuasinya turun lagi sebanyak 8% dari 2015.

IBM  menghadapi penjualan yang terus turun dalam 16 kuartal berturut-turut. Bulan lalu perusahaan ini mengumumkan penjualan  kuartalan terburuknya sejak 2002.

Tapi Cheung mengatakan, perusahaan ini berinvestasi di bisnis komputasi kognitif dan kecerdasan buatan, yang telah mengesankan publik.


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×