Sumber: Express.co.uk,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China diprediksi dapat memicu ketegangan di Selat Taiwan melalui unjuk kekuatan yang menakutkan pada musim panas ini. Unjuk kekuatan tersebut untuk menandai peringatan seratus tahun berdirinya partai komunis negara itu yang jatuh pada Juli mendatang.
Melansir Express.co.uk, Beijing disebut-sebut tengah mempersiapkan tindakan yang akan menandai peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China pada 1 Juli.
Militer China telah mengumumkan akan menggunakan perayaan seratus tahun sebagai kesempatan untuk menunjukkan kesetiaan mutlak kepada partai dan Presiden China Xi Jinping. Reunifikasi dengan Taiwan diperkirakan akan menjadi salah satu titik fokus utama perayaan patriotik politbiro China tersebut.
Berbicara kepada Express.co.uk, Profesor Steve Tsang, Direktur China Institute di SOAS University, mengatakan kemungkinan Beijing akan mengadakan unjuk kekuatan di Selat Taiwan untuk menandai seratus tahun berdirinya Partai Komunis.
Baca Juga: Kelompok kapal induk Shandong mulai gelar latihan militer di Laut China Selatan
"Tapi, saya sangat meragukan bahwa ini akan memulai insiden dengan sengaja, karena risiko eskalasi yang tidak disengaja tinggi. Xi Jinping adalah pengambil risiko dibandingkan dengan dua pendahulunya, tetapi dia tidak sembrono," paparnya.
Dia menambahkan, "Dengan Pemerintahan Biden mengartikulasikan komitmen yang jelas dan kuat untuk Taiwan dan perbedaan antara militer AS dan China secara keseluruhan mungkin masih signifikan, Xi sangat tidak mungkin ingin masuk ke situasi di Taiwan di mana dia perlu mundur di bawah tekanan Amerika. Dia mungkin mendorong hingga batas toleransi Amerika pada saat ini, tetapi tidak lebih."
Baca Juga: Militer China siap ambil semua tindakan untuk hancurkan separatis Taiwan
Tsang juga bilang, Xi Jinping hanya akan melakukannya ketika dia menilai bahwa China dapat memaksa AS untuk mundur atas Taiwan atau yakin bahwa PLA dapat mengalahkan pasukan AS yang mungkin dikirim untuk membantu Taiwan mempertahankan diri.
Presiden Xi Jinping telah menjadikannya salah satu ambisi pribadinya untuk mengambil alih Taiwan di bawah kendali Partai Komunis yang dia pimpin.
Namun, Taiwan mengatakan mereka akan mempertahankan demokrasi mereka sampai "akhir".
Melansir Reuters pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan Amerika Serikat prihatin dengan risiko konflik antara Taiwan dengan China.
Baca Juga: Jarak kapal induk Liaoning dengan kapal perang AS sangat dekat, ini warning China
"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di kawasan ini, mereka jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," katanya kepada wartawan di kementeriannya.
“Kami bersedia membela diri tanpa pertanyaan dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir," tegasnya.