kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

15 hari tidak cukup, Spanyol perpanjang keadaan darurat virus corona


Senin, 16 Maret 2020 / 16:39 WIB
15 hari tidak cukup, Spanyol perpanjang keadaan darurat virus corona
ILUSTRASI. Turis memakai masker pelindung saat mereka berbincang di depan landmark Sagrada Familia Basilica, yang akan berhenti menerima pengunjung dan menunda pekerjaan konstruksinya mulai Jumat (13/3) sebagai tindakan pencegahan karena wabah virus corona baru di B


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MADRID. Spanyol menyatakan, keadaan darurat virus corona baru yang telah menutup sebagian besar negara harus diperpanjang, 15 hari tidak cukup. Mereka juga mempertimbangkan untuk menutup perbatasan.

"Jelas kami harus memperpanjang situasi ini. Dalam 15 hari, saya tidak berpikir, kami akan berada dalam posisi untuk memenangkan pertempuran ini," kata Menteri Transportasi Spanyol Jose Luis Abalos kepada Radio RNE seperti dilansir Reuters.

Spanyol menderita wabah virus corona terburuk kedua di Eropa setelah Italia. Abalos mengatakan, Pemerintah Spanyol masih harus melihat langkah-langkah mana yang akan diperpanjang.

Baca Juga: Mengenal gejala awal terjangkit virus corona dari hari ke hari

Sebagian dari total 47 juta penduduk negeri matador telah dikunci sejak Sabtu (14/3) malam untuk membendung wabah virus corona. Orang-orang hanya boleh meninggalkan rumah untuk bekerja, ke apotek, atau rumahsakit.

Pemerintah Spanyol telah mengambil langkah-langkah luas, termasuk menggunakan pesawat tak berawak untuk mengirim pesan ke publik, memberitahu orang-orang untuk pulang. Tapi, sejauh ini belum menutup perbatasannya.

Sementara Menteri Dalam Negeri Spanyol Fernando Grande-Marlaska menyebutkan kepada Radio Cadena Ser, menutup perbatasan Spanyol adalah salah satu opsi yang sedang pemerintah pertimbangkan.

Baca Juga: Kini kasus impor corona jadi risiko utama China

Menurut Grande-Marlaska, dia akan membahas potensi penutupan perbatasan bersama langkah-langkah lain dengan sesama menteri negara anggota Uni Eropa pada Senin (16/3).

Saat ditanya, apakah menutup perbatasan Spanyol adalah suatu kemungkinan? "Itu adalah kemungkinan, tentu saja, itu adalah pilihan nyata untuk memerangi penyebaran virus," ujarnya seperti dikutip Reuters.

Selama akhir pekan, beberapa negara di seluruh dunia memberlakukan larangan pertemuan massal, acara olahraga, budaya, dan agama dalam ruangan. Sementara para ahli medis mendesak orang untuk mempraktikkan "jarak sosial" untuk mengekang penyebaran virus.

Baca Juga: Jokowi: Saat ini tidak ada arah kebijakan lockdown

Spanyol memiliki jumlah kasus virus corona terbanyak kelima di dunia, di belakang China, Italia, Iran, dan Korea Selatan. Jumlah kematian meningkat menjadi 288 pada Minggu (15/3), dengan 7.753 kasus infeksi terkonfirmasi.



TERBARU

[X]
×