Sumber: USAtoday |
WASHINGTON. Hitungan resmi pertama dari pemerintah atas dampak resesi terhadap keuangan negara sangatlah mengerikan. Lebih dari itu, kondisi ini sepertinya akan menjadi lebih buruk.
Defisit anggaran federal akan membumbung tinggi, setidaknya akan menyentuh US$ 1,2 triliun tahun ini. Hal ini dibeberkan oleh Congressional Budget Office.
Presiden terpilih Barack Obama memperingatkan, "Tanpa ada aksi apapun, sejauh mata memandang, kita akan terus melihat tinta merah." Obama akan menggunakan kasus yang terjadi kali ini untuk mendesain rencana pengeluaran yang cukup mengesankan.
Laporan yang muncul dari pejabat di Kongres cukup menyeramkan: terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,2%, konsumsi yang anjlok 1% tahun ini, tingkat pengangguran yang menanjak menjadi 9,2% hingga 2010, dan tambahan kemerosotan harga perumahan sebesar 14% selama dua tahun ke depan. Tingkat pengangguran akan menyentuh level yang paling buruk sejak 1982-1983 di mana saat itu mencapai 10,8%.
"Ini merupakan prediksi anggaran yang paling buruk yang pernah saya lihat sepanjang hidup saya," kata Senate Budget Committee Chairman Kent Conrad, D-N.D. Menurutnya, Obama kini harus menangani badai fiskal yang cukup dahsyat.
Jangka waktu resesi, yang disebabkan oleh terjungkalnya sektor properti dan berdampak pada institusi finansial, kemungkinan akan menjadi (masa resesi-red) yang paling panjang dan paling dalam sejak Perang Dunia II, yaitu berlangsung selama 19 bulan. Kondisi ini tiga bulan lebih lama ketimbang resesi yang pernah terjadi pada tahun 1973-1974 dan 1981-1982.
"Ada begitu banyak ketidakpastian dalam prediksi kali ini," kata CBO acting director Robert Sunshine.
Obama menegaskan, "Masalah kami saat ini bukan hanya defisit dolar AS, tetapi juga defisit pertanggungjawaban dan juga defisit kepercayaan."
Perekonomian AS bakal meningkat sebesar 1,5% di tahun 2010 dan membutuhkan sekitar empat tahun untuk kembali pulih seutuhnya.