kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

2024 Diprediksi Menjadi Tahun Pertama Pemanasan Global Melebihi 1,5°C


Minggu, 15 Desember 2024 / 10:13 WIB
2024 Diprediksi Menjadi Tahun Pertama Pemanasan Global Melebihi 1,5°C
ILUSTRASI. Tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun pertama yang tercatat dengan suhu global yang melebihi 1,5°C dari level pra-industri (1850-1900). REUTERS/David W Cerny/File Photo


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun pertama yang tercatat dengan suhu global yang melebihi 1,5°C dari level pra-industri (1850-1900), melampaui rekor lonjakan suhu tahun lalu yang sudah mencapai 0,60°C di atas rata-rata suhu global 1991-2020.

Data ini diperoleh dari hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Copernicus, Berkeley Earth, dan UK Met Office dalam rangkaian laporan yang dipresentasikan pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 di Azerbaijan.

Pemanasan Global yang Meningkat di Tahun 2024

Pemanasan global yang signifikan ini terjadi meskipun fenomena El Niño, yang semula memperburuk pemanasan pada awal tahun, telah mulai mereda beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Kekuatan Mengejutkan di Balik Sisik Kepala Buaya yang Aneh

Keberlanjutan suhu yang sangat panas setelah peredaan El Niño menunjukkan bahwa pemanasan ini lebih bersifat struktural dan tidak hanya dipicu oleh siklus iklim jangka pendek.

mengutip sciencealert, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporan sementara tentang State of the Global Climate pada 2024 menyatakan bahwa tahun ini akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, mengingat serangkaian suhu global bulanan yang sangat tinggi.

Dampak Pemanasan Global terhadap Bencana Alam

Peningkatan suhu yang cepat ini telah membawa dampak langsung yang sangat besar, baik terhadap manusia maupun ekosistem dunia. Lebih banyak bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim seperti banjir, kebakaran hutan, dan angin topan.

Sebagai contoh, banjir dahsyat yang terjadi di Valencia, Spanyol pada bulan Oktober 2024, serta kebakaran hutan yang melanda Peru, menunjukkan bagaimana krisis iklim ini merambah ke banyak wilayah yang sebelumnya tidak terlalu terpengaruh.

Selain itu, kerugian besar juga terjadi di sektor pertanian. Di Bangladesh, lebih dari satu juta ton beras hilang akibat banjir yang melanda, yang menyebabkan lonjakan harga pangan. Fenomena ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global berdampak langsung pada ketahanan pangan global.

Baca Juga: Lompatan Besar dalam Teknologi Terjadi 900.000 Tahun yang Lalu, Apa Itu?

Perubahan Iklim: Realitas Baru yang Makin Mengancam

Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang kita alami saat ini, seperti hujan lebat, angin topan yang intens, serta suhu panas yang mematikan, sudah menjadi kenyataan baru yang harus dihadapi. Ini merupakan gambaran tentang masa depan jika pemanasan global terus berlanjut.

Namun, meskipun tahun 2024 menunjukkan suhu lebih dari 1,5°C, hal ini tidak berarti kita telah melampaui batas yang ditetapkan dalam Paris Agreement secara permanen. Setiap fluktuasi jangka pendek, seperti fenomena El Niño atau La Niña, tetap dapat mengubah kondisi iklim secara cepat.

Peran Pengurangan Emisi untuk Menanggulangi Pemanasan Global

Beberapa ilmuwan, seperti Mark Howden dari Australian National University, memperingatkan bahwa kita telah melampaui ambang batas yang aman terkait pemanasan global.

Baca Juga: Penelitian Mengungkapkan Bermain Video Game Dapat Meningkatkan IQ Anak

Jika emisi gas rumah kaca tidak segera dikendalikan, dunia bisa menuju peningkatan suhu sebesar 3°C, yang dapat menyebabkan dampak yang jauh lebih merusak. Bagaimana pun juga, pengurangan emisi adalah solusi utama yang masih bisa dilakukan untuk membatasi dampak pemanasan global.

Tantangan dan Realitas Perundingan Iklim Global

Salah satu tantangan besar dalam mengatasi krisis iklim adalah ketidaksesuaian antara deklarasi internasional dan tindakan yang dilakukan oleh banyak negara besar.

Meskipun konferensi seperti COP29 terus digelar, banyak pihak meragukan efektivitas perjanjian-perjanjian yang dihasilkan, terutama ketika negara-negara tersebut masih bergantung pada eksploitasi sumber daya fosil.

Durwood Zaelke, salah satu pendiri Center for International Environmental Law, menyatakan bahwa kesepakatan yang memungkinkan masalah ini tumbuh menjadi keadaan darurat jelas tidak efektif.

Baca Juga: DNA Rambut Beethoven Ungkap Fakta Mengejutkan Setelah Hampir 200 Tahun

Langkah yang Dapat Diambil untuk Mengurangi Pemanasan Global

Meskipun kondisi ini tampaknya semakin sulit diatasi, setiap langkah yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akan berkontribusi pada penyelamatan kehidupan di masa depan.

Penting untuk disadari bahwa setiap peningkatan suhu, meskipun kecil, membawa dampak yang signifikan terhadap ekstrem cuaca, kerusakan ekosistem, dan ancaman terhadap keberlanjutan hidup manusia di bumi.

Selanjutnya: Sri Mulyani Terbitkan Aturan Baru Harga Jual Eceran Rokok 2025, Ini Rinciannya

Menarik Dibaca: Makanan yang Bagus untuk Penderita Diabetes agar Tidak Lemas



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×