kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

22 Negara Ini Masuk Daftar Negara yang Dianggap Tak Bersahabat kepada Rusia


Rabu, 09 Maret 2022 / 06:04 WIB
22 Negara Ini Masuk Daftar Negara yang Dianggap Tak Bersahabat kepada Rusia
ILUSTRASI. Pemerintah Federasi Rusia pada Senin (7/3/2022) menyetujui daftar negara bagian dan teritori asing yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia. Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS


Sumber: The Edge Market,Global Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Sementara itu, mengutip Global Times, pada saat konflik militer Rusia-Ukraina memasuki hari ke-13 pada hari Selasa, perhatian global semakin terfokus pada dampak ekonomi dari ketegangan di negara-negara Barat di sekitar Ukraina. Kondisi ini terjadi seiring dengan melonjaknya harga minyak setelah sanksi Barat membayangi rebound ekonomi global di tengah kesengsaraan inflasi dan pandemi yang masih berkecamuk.

Para analis menilai, sanksi Barat dapat membuat kekuatan Barat terutama negara-negara Eropa mau tidak mau harus menanggung beban kenaikan harga minyak tanpa henti.

Di sisi lain, tindakan balasan dari Rusia dalam menanggapi sanksi keras, termasuk persetujuan Senin atas daftar negara dan wilayah "tidak bersahabat", dianggap telah menunjukkan kartu berada di tangan Kremlin ketika Moskow berusaha untuk menahan eskalasi sanksi. Analis menambahkan bahwa tindakan seperti itu juga dapat mengintensifkan isolasi terhadap Rusia.

Menurut China, penyelesaian akhir masalah Ukraina tidak dapat bergantung pada sanksi sepihak, tetapi sebaliknya akan membutuhkan dialog dan negosiasi agar konflik dapat diselesaikan dengan cara damai.

Selama pertemuan puncak virtual dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Selasa di Beijing, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa sanksi akan berdampak pada keuangan global, energi, transportasi dan stabilitas rantai pasokan, dan akan menghambat ekonomi dunia yang sudah porak-poranda oleh pandemi. 
Pemimpin China menyerukan dialog setara antara Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan NATO untuk menyelesaikan krisis.




TERBARU

[X]
×