kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   6.000   0,40%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

4 Negara Asia Tenggara Jadi Negara Mitra BRICS, Indonesia Termasuk?


Jumat, 25 Oktober 2024 / 08:45 WIB
 4 Negara Asia Tenggara Jadi Negara Mitra BRICS, Indonesia Termasuk?
ILUSTRASI. Empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand, telah menjadi negara mitra BRICS. REUTERS/Siphiwe Sibeko


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand, telah menjadi negara mitra BRICS. BRICS merupakan sebuah kelompok ekonomi berkembang yang dipandang sebagai penyeimbang Barat.

Mengutip Channel News Asia (CNA), dalam sebuah unggahan di X pada Rabu (24/10/2024), akun @BRICSInfo mengatakan 13 negara telah ditambahkan ke aliansi tersebut sebagai negara mitra. 

Sembilan negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.

Mereka bukan anggota penuh kelompok tersebut, yang didirikan pada tahun 2006 dan awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. 

Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010. Sementara Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi anggota BRICS tahun ini.

Ekonomi anggota mewakili lebih dari US$ 28,5 triliun atau sekitar 28% dari ekonomi global. KTT BRICS tahunan diadakan di Kazan, Rusia, dari 22 hingga 24 Oktober 2024.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan Malaysia kini dapat menikmati peluang perdagangan yang lebih baik karena blok tersebut memiliki populasi gabungan sebesar 3,2 miliar.

Baca Juga: Antara Menjadi Anggota BRICS dengan OECD, Mana yang Paling Menguntungkan?

Malaysia juga berkomitmen untuk menjalankan agenda negara-negara berkembang dalam meningkatkan kolaborasi, khususnya selama masa jabatan Malaysia sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan, katanya dalam jawaban tertulis parlemen pada hari Kamis (24 Oktober).

“Keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS merupakan upayanya untuk menegakkan kebijakan dan identitas sebagai negara yang independen dan netral, mencapai keseimbangan dengan negara-negara besar, dan membuka peluang bisnis dan investasi baru,” katanya, seperti dikutip oleh media Malay Mail.

Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli dijadwalkan menyampaikan pernyataan nasional negara tersebut pada KTT tersebut pada hari Kamis (24 Oktober).

“Melalui keterlibatan aktif dalam KTT tersebut, Malaysia dapat memperkuat komitmennya untuk mempererat hubungan dengan negara-negara BRICS dan menghadapi lanskap ekonomi global yang kompleks dengan ketahanan penuh,” katanya dalam sebuah unggahan di Instagram pada 22 Oktober.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah mengonfirmasi pada 28 Juli bahwa Malaysia telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS.

Baca Juga: Putin Raih Kemenangan di BRICS, Pertontonkan Hubungan Harmonis Langka Xi dan Modi

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia yang baru diangkat, Sugiono, diharapkan menyerukan perdamaian dan solidaritas di antara negara-negara berkembang di KTT tersebut.

"Dalam BRICS Plus, Indonesia akan menyampaikan pesan penting tentang perdamaian dan pentingnya negara-negara berkembang duntuk bersatu, meningkatkan solidaritas, dan memainkan peran penting mereka dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara," kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (22 Oktober).

Thailand diwakili oleh Menteri Luar Negeri Maris Sangiamposa, sementara Vietnam diwakili oleh Perdana Menteri Pham Minh Chinh.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×