Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pamor BRICS semakin mentereng. Terbukti, sejumlah negara di Asia tertarik untuk ikut bergabung dalam blok ekonomi ini.
Teranyar, berdasarkan laporan Reuters, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam sebuah wawancara dengan media China, Guancha, mengatakan saat ini Malaysia sedang bersiap untuk bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS.
“Kami sudah mengambil keputusan, kami akan segera menerapkan prosedur formalnya. Kami tinggal menunggu hasil akhir dari pemerintah di Afrika Selatan,” kata Anwar, menurut video wawancara yang diposting Guancha pada Minggu.
Perwakilan dari kantor Anwar pada hari Selasa membenarkan pernyataannya kepada Reuters.
Saat wawancara, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang proses lamaran menjadi anggota.
Sebelumnya, Thailand juga sudah mengutarakan niatnya untuk menjadi anggota kelompok BRICS pada pertemuan puncak organisasi tersebut berikutnya di Rusia pada bulan Oktober.
Menurut juru bicara kementerian luar negeri Nikorndej Balankura kepada Reuters, negara Asia Tenggara tersebut mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dalam pertemuan tingkat menteri BRICS seminggu yang lalu.
Baca Juga: Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Vietnam Memicu Kecaman dari AS
“Kami berharap mendapat tanggapan positif dan diterima menjadi anggota BRICS segera setelah KTT berikutnya diadakan di Rusia,” ujarnya.
Kelompok negara BRICS awalnya mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Namun pada tahun lalu, kelompok ini mulai memperluas keanggotaannya untuk menantang tatanan dunia yang didominasi oleh perekonomian Barat.
Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab bergabung sebagai anggota terbaru dan lebih dari 40 negara menyatakan minatnya untuk menyusul.
Melansir Bloomberg, bagi negara-negara yang ingin memitigasi risiko ekonomi akibat semakin ketatnya persaingan AS-China, bergabung dengan BRICS merupakan upaya untuk mengatasi ketegangan tersebut.
Di Asia Tenggara, banyak negara yang secara ekonomi bergantung pada perdagangan dengan China. Pada saat yang sama mereka juga menyambut baik kehadiran keamanan dan investasi yang diberikan oleh Washington.
Baca Juga: Turki Ingin Gabung ke BRICS? Ini Tanggapan Rusia