Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Bentrokan antara umat Muslim dan Hindu di New Delhi, India, yang terjadi pada hari Senin (1/8) menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk dua orang polisi.
Mengutip Reuters, bentrokan antar umat beragama itu meletus setelah prosesi keagamaan Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi Muslim di negara bagian Haryana.
Menjelang sore, aksi kekerasan terus meluas ke wilayah Gurugram, di mana sebuah masjid dibakar. Insiden tersebut menewaskan seorang ulama dan melukai sejumlah orang lainnya.
"Prosesi itu dimaksudkan untuk berpindah dari satu kuil ke kuil lain tetapi bentrokan pecah antara dua kelompok di jalan, yang mengakibatkan kematian empat orang," kata Krishan Kumar, juru bicara kepolisian Nuh.
Baca Juga: Tesla Berencana Bangun Pabrik Mobil Listrik di India
Kumar menambahkan, dua dari korban tewas adalah personel penjaga, pasukan sukarela yang membantu polisi mengendalikan kerusuhan sipil.
Sementara itu, 60 orang lainnya, termasuk 10 personel polisi, terluka dalam kerusuhan tersebut.
Nishant Kumar Yadav, Wakil Komisaris Kota Gurugram, melaporkan mereka telah menahan lima orang provokator yang terlibat dalam kerusuhan tersebut.
"Lima orang yang terlibat dalam insiden tersebut telah ditangkap dan yang lainnya sedang diidentifikasi. Keamanan di sekitar tempat ibadah juga diperketat," kata Yadav.
Baca Juga: 4 Teori Masuknya Ajaran Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Gurugram berbagi perbatasan dengan New Delhi dan berkembang menjadi pusat bisnis bagi India karena menjadi markas bagi sejumlah perusahaan multinasional.
Pada Senin malam, lima mobil dibakar dan beberapa toko dirusak oleh warga. Pasca kejadian, otoritas Gurugram mengeluarkan peringatan darurat keamanan umum. Sekolah dan perguruan tinggi pun diminta untuk tutup sementara.
Pejabat kota Nuh dan Gurugram telah dipertemukan dengan perwakilan komunitas Hindu dan Muslim di daerah mereka pada hari Selasa untuk memberikan pengarahan dan mendorong diciptakannya ketenangan.
Meskipun demikian, suasana Gurugram tetap tegang sepanjang hari ketika massa berkeliaran di jalan-jalan, membakar toko-toko bekas dan merusak restoran-restoran kecil, yang sebagian besar milik Muslim.