kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

5 Pola Pikir Hebat yang Membedakan Orang Kaya dari Orang Miskin


Kamis, 10 Oktober 2024 / 03:15 WIB
5 Pola Pikir Hebat yang Membedakan Orang Kaya dari Orang Miskin
ILUSTRASI. Psikologi mengungkapkan ciri-ciri pola pikir tertentu sangat penting dalam membedakan orang yang berprestasi dari orang lain.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Keberhasilan dan akumulasi kekayaan sering dikaitkan dengan faktor eksternal seperti keberuntungan atau keadaan. 

Namun, psikologi mengungkapkan bahwa ciri-ciri pola pikir tertentu sangat penting dalam membedakan orang yang berprestasi tinggi dari orang lain.

Mengutip New Trader U, artikel ini membahas lima prinsip psikologis mendasar yang berkontribusi pada kesuksesan, menawarkan wawasan dan saran praktis bagi mereka yang ingin mengadopsi pola pikir yang hebat:

1. Terapkan Pola Pikir Berkembang: Kunci untuk Peningkatan Berkelanjutan

Inti dari kesuksesan terletak pada pola pikir berkembang, sebuah konsep yang dipelopori oleh psikolog Carol Dweck. Pola pikir ini dicirikan oleh keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan kegigihan. 

Sebaliknya, mereka yang memiliki pola pikir tetap percaya bahwa kualitas mereka statis dan tidak dapat diubah.

Orang yang berprestasi tinggi secara konsisten menunjukkan pola pikir berkembang, melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang daripada ancaman terhadap kemampuan mereka. 

Baca Juga: Baby Boomer Generasi Terkaya yang Pernah Ada, Siapa Generasi yang Jadi Pecundang?

Perspektif ini memungkinkan mereka untuk bangkit kembali dari kegagalan, bertahan dalam menghadapi rintangan, dan terus meningkatkan keterampilan mereka.

Untuk menumbuhkan pola pikir berkembang, mulailah dengan membingkai ulang tantangan sebagai peluang belajar. Saat menghadapi kemunduran, tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya pelajari dari ini?" daripada melihatnya sebagai kegagalan pribadi. 

2. Kuasai Rasa Kasih Sayang pada Diri Sendiri: Seni Kepemimpinan Diri yang Tangguh

Meskipun banyak yang berasumsi bahwa kritik diri yang keras adalah jalan menuju perbaikan, penelitian psikologis menunjukkan sebaliknya. 

Orang yang berprestasi tinggi sering kali mempraktikkan rasa kasih sayang pada diri sendiri, memperlakukan diri mereka sendiri dengan kebaikan dan pengertian, terutama saat mengalami kemunduran.

Dr. Kristin Neff, seorang peneliti terkemuka dalam belas kasih terhadap diri sendiri, menemukan bahwa individu yang mempraktikkan belas kasih terhadap diri sendiri lebih mungkin menghadapi tantangan dan bertahan dalam menghadapi kegagalan. Mereka juga lebih mungkin belajar dan tumbuh dari pengalaman mereka.

Untuk menumbuhkan belas kasih terhadap diri sendiri, cobalah berbicara kepada diri sendiri seperti yang Anda lakukan kepada teman baik yang menghadapi situasi serupa. 

Akui perasaan Anda tanpa menghakimi, dan ingatkan diri sendiri bahwa setiap orang menghadapi tantangan dan kemunduran. Pendekatan yang seimbang ini dapat membantu Anda mempertahankan motivasi dan ketahanan saat menghadapi kesulitan.

Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×