Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MANILA. Asian Development Bank (ADB) memangkas prediksi outlook pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Alasannya adalah terjadi perlambatan ekonomi di China dan India serta terhambatnya proses pemulihan ekonomi di negara maju.
ADB yang berbasis di Manila dalam laporan resminya menulis, perekonomian kawasan regional akan tumbuh 5,8% pada tahun ini dan 6% pada tahun depan. Prediksi tersebut lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang dibuat bulan Maret, yakni 6,3% untuk tahun ini dan 2016.
Laporan yang meng-cover 45 negara itu, juga memangkas perekonomian negara-negara besar regional termasuk China, India, Korea Selatan, dan Indonesia.
"Negara berkembang di Asia diprediksi akan terus menjadi negara yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian global meskipun bergerak moderat. Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi seperti tekanan mata uang dan kecemasan mengenai capital outflow," jelas ADB's Chief Economist Shang-jin Wei.
Perekonomian China, yang tumbuh 7,3% pada tahun lalu, saat ini akan melambat menjadi 6,8% di 2015 dan 6,7% di 2016. Pada prediksi sebelumnya, perekonomian China untuk kedua tahun tersebut diramal 7,2% dan 7%/
"Meskipun tingkat permintaan konsumsi meningkat, namun aktivitas ekonomi mengalami penurunan di bawah ekspektasi untuk kali pertama dalam delapan bulan terakhir seiring melempemnya tingkat investasi dan ekspor di China," jelas ADB.
Sementara itu, perekonomian India diramal akan tumbuh 7,4% di 2014 dan 7,8% di 2016. ADB menurunkan prediksi untuk kedua tahun sebesar 0,4%. Adapun alasannya adalah kemajuan reformasi ekonomi yang lambat sehingga menghambat investasi dan menekan tingkat ekspor.