Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DALIAN. Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) akan membiayai proyek-proyek infrastruktur senilai US$ 10 miliar-US$ 12 miliar per tahun selama beberapa tahun ke depan dan akan tetap bijak dalam berinvestasi dalam kesepakatan seperti itu.
AIIB memiliki 97 anggota dan diluncurkan pada Januari 2016 untuk membantu memenuhi kebutuhan infrastruktur Asia. Sejak memulai operasinya, AIIB telah membiayai proyek dengan total nilai sekitar US$ 8 miliar, sebagian besar di Asia.
"Kami secara bertahap meningkatkan investasi kami, dan itu sangat sedikit dibanding dengan kebutuhan infrastruktur," ujar Joachim von Amsberg kepada wartawan seperti dikutip Reuters Senin (1/7).
"Lebih penting bahwa kita mulai dengan proyek-proyek berkualitas sangat tinggi yang benar-benar memenuhi standar lingkungan dan sosial dan menghindari korupsi, daripada membangun investasi kita secepat mungkin. Jadi kualitas dulu sebelum kuantitas."
AIIB akan membiayai proyek-proyek senilai US$ 4 miliar tahun ini, naik 20% dibanding tahun 2018 yang sebesar US$ 3,3 miliar.
Von Amsberg mengatakan AIIB telah berupaya menghindari memperburuk risiko utang di negara-negara tempat investasi, tetapi masih melihat potensi besar di Asia.
"Kami sangat berhati-hati dalam berinvestasi di negara-negara yang menghadapi kemungkinan risiko kesulitan utang," katanya.
Program Belt and Road China telah memicu kecaman asing bahwa pembiayaannya yang tidak jelas dapat menyebabkan utang yang tidak berkelanjutan dan lebih bertujuan untuk mempromosikan pengaruh China daripada pembangunan.
Menurut Von Amsberg, perang dagang antara Amerika Serikat dan China berdampak kecil pada AIIB, dan AIIB masih menyambut AS untuk bergabung sebagai anggota baru AIIB.