Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak virus corona di industri teknologi semakin terasa. Bahkan, pabrikan cip Qualcomm mengatakan bahwa dampak penyebaran virus tersebut bisa mengancam pasokan komponen yang dibuatnya.
Qualcomm merupakan salah satu pemasok terbesar untuk komponen System-on-Chip (SoC) dan cip modem yang disematkan di dalam smartphone. Artinya, jika produksi di Qualcomm terganggu maka rantai pasokan komponen smartphone ke produsen kemungkinan juga bakal terhambat.
"Ada ketidakpastian yang signifikan terkait dampak virus corona terhadap permintaan perangkat dan rantai pasokan (komponen)," ujar Executive Vice President dan Chief Financial Officer Qualcomm, Akash Palkhiwala, sebagaimana dikutip KompasTekno dari SCMP, Senin (10/2).
Baca Juga: Tiga perusahaan ini sedang lakukan percobaan 5G di Indonesia
Akash juga menyadari bahwa wabah virus corona kemungkinan bakal mempengaruhi harga saham Qualcomm (QCOM). Walhasil, dia memperkirakan harga saham tersebut bakal berkisar di angka US$ 0,80 hingga US$ 0,95 di kuartal kedua mendatang, menurun dari taksiran harga terendah US$ 0,85 di kuartal pertama. Harga saham QCOM Harga saham Qualcom di bursa Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/2) turun 3,52% ke US$ 87,42 per saham.
Agar wabah virus corona tidak begitu berdampak pada harga saham, pihak Qualcomm telah meyakinkan para investor bahwa produksi pabrikan cip ini sebenarnya tidak terpaku di wilayah China saja. Terlebih, kekuatan pasar 5G ditaksir bakal sangat mencolok di tiga negara di luar China, yakni Amerika Serikat, Korea, dan Jepang.
"Jika kami memiliki masalah, baik masalah rantai pasokan atau masalah permintaan di China, kami cenderung memiliki kemampuan untuk menjadikan daerah lain untuk membantu (mengatasi) masalah tersebut," tutur Chief Executive Officer Qualcomm, Steve Mollenkopf.
Baca Juga: Samsung Galaxy S10 Lite resmi di Indonesia, ini harga dan spesifikasinya
"Kami ingin memastikan bahwa kami mempertahankan kekuatan kami di berbagai penjuru pasar lain (bukan hanya China)," pungkas Mollenkopf. (Bill Clinten)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Qualcomm Khawatir Produksi Smartphone Terancam.