Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kebijakan tarif yang dikeluarkan Presiden AS, Donald Trump, mulai melemahkan aktivitas pabrik di Asia pada bulan Januari 2025.
Menurut hasil survei Caixin yang rilis hari Senin (3/2), aktivitas pabrik China tumbuh lebih lambat pada bulan Januari.
Di saat yang sama, tingkat kepegawaian turun paling cepat dalam hampir lima tahun terakhir seiring meningkatnya ketidakpastian perdagangan.
Sejalan dengan itu, aktivitas pabrik Jepang juga turun pada bulan Januari pada laju tercepat dalam 10 bulan dengan keyakinan bisnis mencapai titik terendah dalam lebih dari dua tahun.
Aktivitas manufaktur Taiwan dan Filipina juga melambat karena prospek perdagangan global yang suram, sementara aktivitas manufaktur Korea Selatan sedikit meningkat pada bulan Januari.
Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok Mendekati US$90.000 Setelah Kebijakan Tarif Trump Diumumkan
Perusahaan Asia Lebih Berhati-Hati
Toru Nishihama, kepala ekonom pasar berkembang di Dai-ichi Life Research Institute, menduga bahwa ancaman tarif Trump membuat perusahaan Asia lebih berhati-hati.
Tidak hanya itu, perusahaan juga disebut memprediksi bahwa konsumsi tidak mungkin meningkat banyak.
"Ada kehati-hatian di antara perusahaan-perusahaan Asia atas ancaman tarif Trump. Produsen juga tidak yakin dengan prospek di China, di mana konsumsi tidak mungkin meningkat banyak karena meningkatnya kehilangan pekerjaan di kalangan generasi muda," kata Nishihama, dikutip Reuters.
Yang menarik, kebijakan tarif Trump juga dinilai akan dapat mempercepat inflasi AS dan membuat dolar tetap kuat.
Situasi itu akan menekan mata uang negara berkembang di Asia, yang tidak akan membawa banyak manfaat bagi produsen Asia.
Tonton: China Kecam Tarif Impor Trump, Ancam Lapor WTO