Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Keyakinan di sektor properti, yang selama bertahun-tahun menjadi pilar pertumbuhan China, masih rapuh. Berbagai krisis sejak pertengahan 2020 telah mencakup default utang pengembang dan pembangunan proyek perumahan pra-penjualan yang terhenti.
Sementara langkah-langkah dukungan kebijakan telah membantu memperbaiki kondisi di industri ini, kantong-kantong kelemahan tetap ada dan pemulihan penuh tampaknya masih jauh.
Terlepas dari kekuatan konsumsi baru-baru ini, PMI non-manufaktur turun tipis menjadi 56,4 dibandingkan 58,2 di bulan Maret.
Baca Juga: Harga Emas Naik Lagi, Diprediksi Makin Mahal di Akhir Tahun 2023
Data bulan ini menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel meningkat di bulan Maret mendekati level tertinggi dua tahun, tetapi itu dari basis yang rendah dan para ekonom berhati-hati pada keberlanjutan kekuatan tersebut.
PMI komposit, yang mencakup aktivitas manufaktur dan non-manufaktur, turun menjadi 54,4 dari 57,0.
Pembacaan PMI, bersama dengan sinyal ekonomi campuran lainnya, termasuk perjalanan liburan yang kuat dan aktivitas pasar properti yang diredam, "kemungkinan akan terus menekan pemerintah untuk melanjutkan kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung di Q2", kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Manajemen aset.