kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Aktivitas Pabrik Jepang Kontraksi 6 Bulan Berturut-turut, Ini Sebabnya


Senin, 01 Mei 2023 / 16:20 WIB
Aktivitas Pabrik Jepang Kontraksi 6 Bulan Berturut-turut, Ini Sebabnya


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  TOKYO. Aktivitas pabrik Jepang mengalami kontraksi atau perlambatan selama enam bulan berturut-turut hingga April 2023. Adapun faktornya karena produksi dan pesanan baru yang berada di bawah tekanan.

Melansir Reuters, Survei Purchasing Managers Index (PMI) Jibun Bank Jepang yang dirilis pada Senin (1/5), mencatat level sektor industri naik sedikit 0,3 poin di angka 49,5 pada April 2023 dari 49,2 pada Maret 2023. Namun, angka tersebut masih berada di bawah 50 yang mana belum menunjukkan pertumbuhan.

Adapun pesanan baru berkontraksi di bawah ambang batas 50,0 sejak Juli 2022 atau selama sepuluh bulan berturut-turut meski permintaan masuk cukup stabil. Begitu juga dengan output pabrik yang mengalami kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut. 

Baca Juga: Kekhawatiran Resesi Membuat Bursa Saham Asia Berada di Jalur Penurunan Mingguan

Data pemerintah pekan lalu juga menunjukkan output pabrik Jepang naik sedikit pada Maret 2023, sedangkan survei produsen memperkirakan adanya kenaikan 4,1% pada April 2023.

Ekonom S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti mengatakan beberapa produsen menyebutkan bahwa kekurangan bahan baku telah membebani produksi.

"Perusahaan sering mengaitkan hal itu dengan lemahnya permintaan yang telah mengurangi tekanan pada ketersediaan material," ucap dia, dikutip Senin (1/5).

Sementara itu, Usamah menerangkan inflasi harga input menurun ke laju paling lambat sejak Agustus 2021 meski harga masih relatif tinggi akibat kenaikan biaya bahan baku.

Baca Juga: Impor dan Industrialisasi Perkeretaapian

Tekanan biaya tersebut terlihat jelas dalam inflasi harga output, yang meluas pada tingkat terkuat hingga level tertinggi dalam lima bulan. Sebab, perusahaan berusaha mengamankan keuntungan melalui harga jual yang lebih tinggi.

Dia juga menyampaikan adanya penundaan pengiriman pemasok yang berada di bawah ambang batas 50,0 sejak Februari 2020. Survei menujukkan fenomena tersebut paling jarang terjadi.

Adapun sektor ketenagakerjaan pada April 2023 tumbuh menguat sejak Oktober 2022, sedangkan kepercayaan bisnis tetap kuat dan sedikit berubah dari Maret 2023. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×