Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Miliarder dan pendiri Tesla Inc Elon Musk menyodorkan penawaran akuisisi Twitter senilai US$ 43 miliar. Bila Twitter menerima proposal pemilik Tesla ini, maka transaksi ini akan menjadi salah satu akuisisi terbesar yang pernah terjadi.
Nilai aktivitas merger dan akuisisi (M&A) global sendiri turun 29% pada kuartal pertama 2022 mengutip data Reuters pada Selasa (26/4). Invasi Rusia ke Ukraina mendorong penghentian langkah pembuatan kesepakatan M&A untuk merealisasikan rencana yang sudah disusun.
Data Dealogic menunjukkan, volume kesepakatan merger dan akuisisi secara global turun dari US$ 1,43 triliun di kuartal I 2021 menjadi US$ 1,01 triliun pada kuartal pertama tahun 2022.
"Meningkatnya biaya energi, dislokasi rantai pasokan, dan inflasi yang lebih tinggi adalah faktor utama yang memengaruhi," kata Dwayne Lysaght, Co-head EMEA M&A di JPMorgan Chase & Co.
Baca Juga: Masih Tertarik Ambil Alih Telecom Italia, KKR Buka Diskusi Integrasi Open Fiber
Kawasan Amerika Utara menyumbang lebih dari setengah aktivitas kesepakatan merger dan akuisisi di kuartal I 2022, meskipun volume turun 28%. Sementara aktivitas merger dan akuisisi di Asia Pasifik turun 33% menjadi US$ 184,2 miliar. Sedangkan volume merger dan akuisisi di Eropa turun 25% menjadi US$ 227,67 miliar.
Kesepakatan besar merger dan akuisisi di kuartal I 2022 tersebut termasuk akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard senilai US$ 75 miliar. Serta, perusahaan telekomunikasi Eropa, Orange dan MasMovil menggabungkan bisnis Spanyol mereka melalui usaha patungan senilai US$ 21,87 miliar.
Dealmaker menyebutkan, volatilitas pasar saham membuat lebih sulit bagi perusahaan terbesar di dunia untuk menggunakan kekuatan kapitalisasi pasar mereka untuk membeli pesaingnya yang lebih kecil.
Adapun jumlah transaksi merger dan akuisisi senilai lebih dari U$ 10 miliar naik menjadi 13 dari 12 aksi korporasi pada kuartal sama tahun lalu. Ini menandakan bahwa perusahaan dan perusahaan ekuitas swasta tidak menghindar dari mengejar kesepakatan yang lebih besar, meskipun gejolak pasar yang lebih luas.
Pembelian perusahaan oleh private equity tetap yang terbesar yakni US$ 204,47 miliar dari total volume.
"Anda akan melihat merger dan akuisisi oleh private equity terus membuat porsi yang lebih besar dari aktivitas M&A secara keseluruhan," kata Jim Langston, Co-kepala M&A A.S. di Cleary Gottlieb Steen & Hamilton.
Baca Juga: Saham Gogoro naik 10% dalam Debut Perdana IPO di Nasdaq