kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Aliansi AS menginginkan lebih banyak latihan militer anti-kapal selam


Selasa, 06 Juli 2021 / 09:20 WIB
Aliansi AS menginginkan lebih banyak latihan militer anti-kapal selam
ILUSTRASI. Kapal selam dari Typhoon Class buatan Rusia saat ini disebut-sebut menjadi kapal selam terbesar yang pernah dibuat.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bukan hanya Amerika Serikat (AS), kini sejumlah aliansinya pun mulai berupaya membuat militernya semakin aktif. Beberapa negara aliansi AS bahkan meminta lebih banyak latihan militer gabungan untuk menghadapi lawan.

Dilansir dari Sputnik News, Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana Michael Gilday, mengatakan bahwa sekutu AS telah menunjukkan peningkatan minat dalam pelatihan perang anti-kapal selam (ASW).

Secara khusus, mereka mencari cara untuk mendeteksi kapal selam Rusia dan China.

"Saya melihat minat yang sangat tinggi untuk berbicara tentang beberapa misi yang kita miliki, katakanlah, perang anti-kapal selam melawan ancaman yang maju, tidak hanya dari Rusia tetapi juga dari China," kata Laksamana Gilday.

Baca Juga: Rusia melacak kehadiran kapal mata-mata Angkatan Laut Prancis di Laut Jepang

Gilday tentunya menyambut baik minat para sekutunya yang saat ini memiliki fokus yang sama untuk menghadapi Rusia dan China.

Beberapa negara yang telah menyatakan minatnya termasuk Kanada, Australia, Jepang, Singapura, dan India. Mereka disebut berharap bisa melakukan latihan anti-kapal selam secara khusus dengan Angkatan Laut AS.

Selain latihan gabungan, beberapa negara seperti Australia, India, Korea Selatan, dan Selandia Baru juga telah memesan pesawat mata-mata P-8 Poseidon yang memiliki kemampuan mendeteksi kapal selam dari AS.

"Perang anti-kapal selam pada dasarnya menantang dan membutuhkan banyak pelatihan dan koordinasi lanjutan antara unit laut dan udara," ungkap Gilday, menekankan bahwa latihan semacam ini membutuhkan peran banyak pihak dalam satu waktu.

Baca Juga: Adu kuat di Laut Hitam, Rusia dan NATO plus AS sama-sama gelar latihan militer




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×