Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) berencana mengucurkan investasi sekitar US$ 7,5 miliar atau setara Rp 120 triliun dalam lima tahun ke depan guna memperluas proyek energi terbarukan di negara-negara berkembang.
GEAPP, yang diluncurkan pada konferensi iklim dunia tahun 2021, selama ini telah membantu lebih dari 30 negara memperkuat jaringan listrik, membangun penyimpanan baterai, dan menciptakan lapangan kerja di sektor ekonomi hijau.
Aliansi ini didirikan oleh IKEA Foundation, The Rockefeller Foundation, dan Bezos Earth Fund, dan kini telah menggandeng sejumlah mitra baru, termasuk Inggris, Denmark, Bank Dunia, serta perusahaan swasta seperti GE Vernova.
Baca Juga: Gandeng Kawasan Industri Batang, LBM Energi Baru Gelontorkan Investasi Rp 1,5 Triliun
Menurut CEO GEAPP, Woochong Um, pihaknya tengah mencari lebih banyak mitra filantropi menyusul berkurangnya bantuan pemerintah dari negara maju.
“Dengan anggaran bantuan yang semakin tertekan, kita membutuhkan model baru untuk menghadirkan pembangunan dalam skala besar,” ujarnya di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB dan “Climate Week” di New York, pekan ini.
GEAPP juga menyiapkan langkah menuju konferensi iklim global di Brasil pada November mendatang. Salah satu rencananya adalah membentuk “Energy and Opportunity Coalition” yang akan mendorong pemanfaatan energi hijau di sektor pertanian hingga kesehatan.
Tantangan yang dihadapi cukup besar. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan investasi energi bersih di negara berkembang, di luar Tiongkok, perlu meningkat enam kali lipat menjadi US$ 1,6 triliun per tahun pada awal 2030-an agar target iklim dunia tercapai.
Sementara itu, data OECD mencatat bantuan pembangunan resmi (ODA) global anjlok 7,1% pada 2024, penurunan pertama dalam enam tahun terakhir, terutama karena berkurangnya pendanaan dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Rosan Optimistis Target Investasi Rp 13.000 Triliun Akan Tercapai, Didorong Danantara
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, GEAPP meluncurkan inisiatif “Grids of the Future” yang berfokus pada sistem kelistrikan cerdas, ramah energi terbarukan, dan berkelanjutan.
Saat ini, proyek penyimpanan baterai tengah berjalan di lebih dari 20 negara, termasuk proyek skala utilitas pertama di India.
“Kami sedang membuat peta digital dari 6,5 juta aset utilitas di Jaipur, India, sehingga perusahaan listrik bisa mendeteksi masalah sebelum terjadi pemadaman. Upaya ini menghemat lebih dari US$50 juta per tahun,” jelas Um.
Proyek serupa ditargetkan diperluas ke 10 utilitas di India, 10 di Afrika, dan 10 di Amerika Latin serta Asia Tenggara.
Baca Juga: Sri Mulyani Pasang Target Investasi Rp 7.450 Triliun pada 2026, Ekonom Skeptis
Selama rencana lima tahun pertamanya, GEAPP telah berhasil menggalang US$ 7,8 miliar yang digunakan untuk memberikan akses energi baru maupun perbaikan bagi hampir 240 juta orang serta menurunkan emisi karbon hingga 952 juta metrik ton.
Untuk periode 2026–2030, aliansi ini menargetkan menghimpun sedikitnya US$ 500 juta dana filantropi, yang akan dimanfaatkan hingga 15 kali lipat guna membuka total investasi senilai US$ 7,5 miliar.