Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Rizki Caturini
NEW YORK. Raksasa e-commerce Amazon.com Inc dan peritel Forever 21 Inc tengah bersaing ketat. Sumber Reuters menyatakan, dua perusahaan ini ada di antara sederet calon investor yang berambisi untuk mengakuisisi aset jaringan toko American Apparel LLC.
Akuisisi ini bakal ditempuh melalui lelang aset American Apparel yang mengajukan kebangkrutan ke pengadilan Los Angeles (LA). "Selain Amazon dan Forever 21, ada Next Level Apparel dan Authentic Brands Group LLC yang berminat membeli aset American Apparel," ujar sumber Reuters, Kamis (5/1).
Asal tahu saja, tenggat waktu bagi calon investor mengajukan penawaran jatuh pada Jumat (6/1). Penawaran akuisisi lewat lelang harus di atas US$ 66 juta atau di atas harga beli yang diajukan Gildan Activewear Inc.
Produsen pakaian asal Kanada Gildan telah memasukkan proposal akuisisi pada November 2016. Penawaran Gildan termasuk mempertahankan pabrik American Apparel di California yang memperkerjakan 3.500 pegawai.
Dengan jumlah pekerja sebanyak itu, American Apparel merupakan salah satu perusahaan pakaian terbesar di Amerika Serikat (AS). "Gildan berencana hanya mempertahankan sebagian tenaga produksi di California andai menang lelang," tambah sumber tersebut.
Saat ini, sebagian besar pabrik Gildan berada di negara berbiaya rendah. Jurubicara Gildan mengatakan, pihaknya telah memasukkan seluruh informasi yang diperlukan agar bisa mendapatkan peluang besar untuk menang di lelang.
Ongkos pegawai
Yang jelas, hasil lelang aset American Apparel diperkirakan akan diumumkan pada pekan depan. Andai Amazon menang lelang, ini akan menjadi aksi korporasi terbesar Amazon di bisnis pakaian.
Tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Seattle ini merambah pasar fesyen dengan meluncurkan merek private label. Sementara, Forever 21 selama ini tersohor sebagai peritel fesyen dengan harga jual murah.
Forever 21 mampu menyodorkan harga miring karena mendirikan pabrik di negara berbiaya rendah di luar AS. American Apparel pertama kali mengajukan kebangkrutan pada 2015.
Penyebab utama kebangkrutan adalah tingginya beban gaji pegawai. American Apparel mengajukan permohonan kebangkrutan kedua kali pada November 2015 dengan beban utang mencapai US$ 177 juta. American Apparel didirikan oleh Dov Charney pada akhir 1990-an.
Jual beli aset American Apparel menjadi perhatian regulator karena California merupakan salah satu negara bagian dengan upah tenaga kerja termahal. Upah pekerja akan dikerek naik mencapai US$ 15 per jam pada 2022.
Lelang aset American Apparel mengharuskan investor baru mempertahankan pabrik di AS. Kewajiban ini merupakan salah satu agenda Donald Trump.