Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES. Amazon.com Inc, raksasa teknologi dunia ini, bersiap meluncurkan layanan pengiriman dan logistik. Usaha baru Amazon itu bakal menjadi penantang tangguh bagi pemain jasa logistik, seperti FedEx dan UPS.
Seperti diberitakan CNBC, Jumat (9/2) mengutip pemberitaan Wall Street Journal dari sejumlah sumber, bisnis logistik perusahaan milik miliarder Jeff Bezos itu bertajuk Shipping with Amazon. Jasa logistik ini khusus melayani kurir barang kiriman di segmen bisnis.
Masih menurut sumber Street Journal, jasa logistik Amazon tersebut akan diperkenalkan pertama kali di Los Angeles pada beberapa pekan mendatang. Selanjutnya, layanan tersebut juga akan diperkenalkan manajemen Amazon ke sejumlah kota lainnya, dalam waktu yang tidak berselang lama.
Saat ini, Shipping with Amazon sudah memiliki situs resmi bernama logistics.amazon.com. Dalam laman situs tersebut, Amazon kini tengah menawarkan kerjasama dengan masyarakat yang ingin menjadi agen pengiriman. Agen-agen ini yang kelak menjadi distributor layanan Shipping with Amazon.
Beberapa syarat dalam perekrutan agen ini, semisal sang agen harus memiliki van kargo berkapasitas 300 kaki kubik. Kendaraan itu tidak harus diubah tampilannya sehingga mencirikan bisnis Amazon. Namun bila mau mengubah tampilan, Amazon akan memberikan kompensasi sebagai bentuk promosi merek.
Amazon pun menerima agen yang menggunakan sepeda motor, tergantung situasi kota dimana sang agen beroperasi. Contohnya di New York yang situasi lalu lintasnya sibuk, Amazon membuka lowongan cukup lebar bagi agen dengan armada motor.
Saham pesaing rontok
Kabar Amazon masuk ke bisnis logistik menyebabkan harga saham sejumlah raksasa di bisnis jasa logistik, terutama di Amerika Serikat (AS), turun. Sebut saja FedEx Corporation. Pada Jumat akhir pekan lalu, harga saham FedEx yang berkode saham FDX ini turun 1,65% dari hari sebelumnya ke posisi US$ 235,32 per saham.
Demikian juga dengan harga saham United Parcel Service Inc. (UPS). Akhir pekan lalu, saham UPS turun 2,64% ke level US$ 106,39 per saham.
Adapun manajemen UPS menatakan sampai saat ini masih menjadi mitra Amazon dalam hal pengiriman barang. "UPS terus mendukung Amazon dan banyak pelanggan lainnya. Kami tidak mau berkomentar mengenai strategi dan keputusan Amazon atas layanan UPS di kemudian hari," tutur juru bicara CNBC, dalam sebuah surat elektroniknya.
Sekadar mengingatkan, tahun 2017 lalu, pendapatan Amazon berjumlah US$ 177,9 miliar. Jumlah tersebut meningkat 31% dibandingkan tahun 2016. Dalam setahun terakhir, harga saham Amazon meningkat 70%, sehingga kapitalisasi pasarnya menembus US$ 700 miliar.