Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) berencana membeli 1,2 juta barel minyak. Menurut Departemen Energi AS pada Senin (13/11/2023), langkah ini ditujukan untuk membantu mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis atau Strategic Petroleum Reserve (SPR) setelah menjual minyak dalam jumlah terbesar yang pernah ada tahun lalu.
Melansir Reuters, Departemen Energi AS mengatakan rencana pembelian minyak tersebut berada pada level rata-rata US$ 77,57 per barel dari dua perusahaan setelah 18 penawaran diajukan.
Pemerintahan Presiden Joe Biden tahun lalu melakukan penjualan SPR terbesar yang pernah ada sebanyak 180 juta barel. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk menstabilkan pasar minyak yang tengah melonjak dan memerangi harga minyak yang tinggi setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Jika pembelian tersebut selesai, maka AS akan membeli kembali sekitar 6 juta barel.
Ketika harga minyak meningkat karena pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia, sulit bagi pemerintah AS untuk membeli kembali minyak sebagai cadangan.
Pada bulan lalu, mereka menaikkan prediksi harga yang diharapkan untuk membeli kembali minyak menjadi US$ 79 atau kurang per barel, naik dari kisaran harga sebelumnya sekitar US$ 68 hingga US$ 72.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Rabu (15/11) Pagi
Bulan lalu Departemen Energi mengatakan pihaknya berharap dapat membeli 3 juta barel untuk pengiriman Desember dan 3 juta barel lagi untuk bulan Januari dengan harga lebih tinggi.
Dikatakan bahwa pihaknya memperkirakan akan mengeluarkan permintaan pembelian minyak tambahan untuk cadangan tersebut setiap bulan hingga setidaknya Mei 2024.
“Presiden (Joe) Biden dan Departemen Energi tetap berkomitmen untuk mengisi ulang SPR dengan harga yang wajar, menjaga aset keamanan energi yang penting ini sekaligus memberikan penawaran yang baik bagi pembayar pajak Amerika,” kata juru bicara departemen tersebut.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Terus Turun Jika Data Inflasi AS Dorong Kenaikan Suku Bunga
Departemen Energi mengatakan minyak dalam penjualan darurat tahun lalu dijual rata-rata US$ 95 per barel.