Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON, D.C. — Amerika Serikat mengerahkan baterai Sistem Pertahanan Udara Tingkat-Tinggi Area (THAAD) dan personel militer ke Israel guna memperkuat sistem pertahanan udara negara itu.
Keputusan AS ini diumumkan oleh Mayjen Patrick Ryder, Sekretaris Pers Pentagon, pada Minggu (13/10) seperti dikutip dari laman resmi Pentagon. Keputusan AS ini sebagai respons atas serangan Iran terhadap Israel pada 13 April dan 1 Oktober 2024.
Pengerahan pasukan dan senjata ini merupakan bagian dari komitmen Amerika Serikat dalam mendukung keamanan Israel serta melindungi warga Amerika di kawasan tersebut dari potensi serangan rudal balistik lanjutan.
Baca Juga: Amerika Serikat Kirim Pasukan dan Sistem Anti-Rudal Canggih ke Israel
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengotorisasi langkah ini berdasarkan arahan Presiden Joe Biden, menyusul ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran.
Sekitar 100 tentara AS akan ditempatkan di Israel untuk mengoperasikan baterai THAAD tersebut. THAAD, yang dirancang untuk menghadapi rudal balistik, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel dan membantu negara itu merespons ancaman serangan di masa mendatang.
"Ini bukan pertama kalinya Amerika Serikat mengerahkan baterai THAAD ke kawasan Timur Tengah. Sebelumnya, sistem ini juga pernah dikerahkan ke Israel pada 2019 dalam rangka latihan dan integrasi pertahanan udara," ujar Ryder.
Baca Juga: Sistem Pajak Canggih Segera Beroperasi, Wajib Pajak Tak Perlu Ribet Lapor SPT
Sementara mengutip kantor berita CNN, dalam beberapa bulan terakhir, AS telah memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah, terutama sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selain THAAD, AS juga telah mengirim kapal perang dan kapal induk tambahan ke Mediterania timur dan Laut Arab serta menambah pasukan di Siprus untuk antisipasi evakuasi darurat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu lalu. Dalam percakapan tersebut, Biden menekankan bahwa respons Israel terhadap Iran harus dilakukan secara "proporsional," serta meminta agar Israel tidak menargetkan fasilitas nuklir atau ladang minyak Iran.
Pengerahan ini menggarisbawahi peningkatan ketegangan di kawasan dan kesiapan AS untuk mendukung Israel dalam menghadapi ancaman dari Iran maupun kelompok milisi yang beraliansi dengan negara tersebut.