kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Amerika Serikat Kirim Pasukan dan Sistem Anti-Rudal Canggih ke Israel


Senin, 14 Oktober 2024 / 13:43 WIB
Amerika Serikat Kirim Pasukan dan Sistem Anti-Rudal Canggih ke Israel
ILUSTRASI. Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim pasukan AS ke Israel bersama dengan sistem anti-rudal canggih


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Minggu, Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim pasukan AS ke Israel bersama dengan sistem anti-rudal canggih sebagai langkah untuk memperkuat pertahanan udara negara tersebut.

Langkah ini menyusul serangan rudal besar-besaran yang diluncurkan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober 2024. Serangan tersebut, yang melibatkan lebih dari 180 rudal, telah meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.

Presiden AS, Joe Biden, menyatakan bahwa keputusan untuk mengirim pasukan dan sistem anti-rudal ini dimaksudkan untuk "melindungi Israel" dari ancaman serangan lebih lanjut.

Israel sendiri tengah mempertimbangkan balasan terhadap Iran, namun Amerika Serikat secara diplomatik mendesak Israel untuk menyesuaikan responsnya guna menghindari perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Baca Juga: 4 Tentara Israel Tewas dalam Serangan Drone Hizbullah

Penolakan Publik atas Serangan Israel terhadap Iran

Meski mendukung pertahanan Israel, Biden secara terbuka menentang kemungkinan serangan Israel terhadap situs nuklir Iran. Ia juga menyatakan kekhawatirannya tentang dampak serangan terhadap infrastruktur energi Iran, yang dapat memicu ketidakstabilan ekonomi dan politik di kawasan.

Mayor Jenderal Patrick Ryder, juru bicara Pentagon, menyebutkan bahwa pengiriman pasukan dan sistem pertahanan ini adalah bagian dari penyesuaian militer AS yang lebih luas dalam beberapa bulan terakhir untuk mendukung Israel.

Selain itu, langkah ini juga bertujuan melindungi personel AS dari ancaman serangan oleh Iran dan kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran di kawasan tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa pengiriman pasukan AS ke Israel merupakan hal yang sangat jarang terjadi di luar latihan militer. Sebelumnya, pasukan AS telah membantu pertahanan Israel melalui kapal perang dan jet tempur yang beroperasi di wilayah Timur Tengah, tetapi mereka ditempatkan di luar Israel.

Sistem Pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)

Salah satu sistem yang akan dikirim ke Israel adalah Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), sebuah sistem pertahanan udara canggih yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah-intermediate.

THAAD menjadi bagian penting dari pertahanan berlapis AS, melengkapi sistem pertahanan rudal Israel yang sudah sangat kuat.

THAAD terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk, masing-masing dengan delapan interceptor, dan radar yang sangat kuat. Untuk mengoperasikan sistem ini, diperlukan sekitar 100 personel.

Baca Juga: 5 Negara Ini Punya Sistem Rudal Antipesawat Terbaik di Dunia

Menanggapi pengiriman pasukan dan sistem pertahanan AS ke Israel, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengeluarkan peringatan keras. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat "membahayakan nyawa pasukannya" dengan menempatkan mereka di Israel untuk mengoperasikan sistem rudal AS.

Araqchi juga menegaskan bahwa Iran tidak memiliki batasan dalam membela rakyat dan kepentingannya, dan mereka siap untuk mengambil tindakan tegas jika diperlukan.

Meskipun demikian, para ahli menyebutkan bahwa Iran tampaknya berusaha menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat. Kehadiran pasukan AS di Israel kemungkinan akan mempengaruhi kalkulasi Iran dalam merespons perkembangan situasi ini.

Latar Belakang Eskalasi Konflik Israel-Iran

Ketegangan antara Israel dan Iran telah meningkat selama beberapa bulan terakhir, dengan Iran meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap Israel pada bulan April. Puncaknya terjadi pada 1 Oktober 2024, ketika Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel.

Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Israel, beberapa di antaranya berhasil menembus pertahanan tersebut dan menyebabkan kerusakan.

Pengiriman THAAD ke Israel akan menjadi kedua kalinya dalam sejarah sistem ini dikerahkan di negara tersebut. Sebelumnya, pada tahun 2019, THAAD dikerahkan untuk latihan militer di Israel bagian selatan.

Baca Juga: Israel Berencana Mengusir Seluruh Warga Sipil dari Gaza Utara

Peran Industri Pertahanan Amerika

Sistem THAAD sendiri dikembangkan oleh Lockheed Martin, perusahaan pembuat senjata terbesar di Amerika Serikat, sementara radar canggihnya dibuat oleh Raytheon, yang kini beroperasi di bawah RTX.

Kedua perusahaan ini memiliki peran kunci dalam pengintegrasian dan pengoperasian sistem pertahanan udara yang akan melindungi Israel dari ancaman rudal balistik.

Dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, langkah Amerika Serikat untuk mengirim pasukan dan sistem pertahanan ke Israel menunjukkan komitmen kuat untuk melindungi sekutu regionalnya. Namun, langkah ini juga meningkatkan risiko ketegangan yang lebih luas di kawasan, mengingat peringatan keras yang dikeluarkan oleh Iran.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×