Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. AS dan Jepang telah melakukan latihan angkatan laut berbasis komputer bersama di perairan Asia Timur. Kedua kekuatan tersebut bekerja sama untuk menyaingi strategi China dan Korea Utara yang bersatu.
Melansir Express.co.uk, armada ke-7 Amerika, yang berkantor pusat di Jepang dan bertanggung jawab atas operasi di Asia Timur, mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan menjalankan latihan tahunan berbasis komputer. Latihan Resilient Shield 2021 akan berlangsung mulai Selasa (23/2/2021) hingga 26 Februari di lebih dari 77 pusat komando Amerika dan Jepang.
Dalam sebuah pernyataan, Armada ke-7 mengatakan latihan tahunan berbasis komputer akan menguji taktik bersama untuk menghadapi ancaman regional, termasuk China dan Korea Utara, dan untuk memastikan pasukan AS dan Jepang "dilatih dengan baik".
Kapten Leslie Sobol, direktur Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu Satuan Tugas armada, juga menyebut latihan itu sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan Jepang.
Baca Juga: Aksi Beijing semakin picu kekhawatiran perang besar dengan Taiwan bakal pecah!
“Resilient Shield berfungsi untuk meningkatkan kerja sama dan lebih mengintegrasikan kemampuan pertahanan rudal Jepang dan Amerika Serikat yang tak tertandingi. Latihan ini akan mengasah keterampilan taktis dan operasional kami untuk mengalahkan kemungkinan pertahanan rudal yang paling menekan," jelas Sobol seperti yang dikutip Express.co.uk.
AS dan Jepang telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut satu sama lain di Laut China Selatan selama setahun terakhir.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah berjanji untuk memperkuat hubungan Amerika dengan Jepang untuk melawan China, menjanjikan "pencegahan yang diperpanjang".
Baca Juga: Demi hadapi China di Kepulauan Spratly, Vietnam perkuat sistem pertahanan
“Kami berhasil melakukan pertukaran substansial. Kami setuju untuk memperkuat aliansi kami dengan melakukan lebih banyak panggilan telepon seperti ini,” kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga setelah melakukan panggilan telepon dengan Biden.
Menteri Luar Negeri AS Biden, Antony Blinken, juga mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, bahwa AS menolak klaim maritim China di Laut China Selatan di luar yang diizinkan berdasarkan hukum internasional.
Dia mengatakan Washington mendukung Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang menolak tekanan dari Beijing, yang telah mengklaim wilayah luas Laut China Selatan.
Latihan gabungan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah kapal penjaga pantai China memasuki perairan teritorial Jepang di dekat Kepulauan Senkaku yang disengketakan, di mana Tokyo dan Beijing mengklaim kepemilikannya.
Baca Juga: China bangun sistem latihan militer baru dengan konsep perang nyata, ini alasannya
Kantor berita Kyodo mengatakan penjaga pantai Jepang melaporkan empat kapal penjaga pantai memasuki perairan Jepang Senin pagi.
Kapal-kapal tersebut, yang tampaknya dipersenjatai dengan meriam otomatis, mengarahkan senjata mereka ke kapal penangkap ikan Jepang dan bergerak mendekatinya.
Mereka kemudian meninggalkan daerah itu ketika unit penjaga pantai Jepang tiba.
Penjaga pantai Jepang mengatakan intrusi itu merupakan ketujuh kalinya kapal China memasuki perairan negara itu di tahun 2021.