Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LONDON. Ketakutan para pelaku pasar akan dampak Badai Gustav di teluk Meksiko secara perlahan berangsur hilang. Pasalnya, kekuatan Badai Gustav semakin melemah sebelum sampai di Louisiana. Walhasil, dampak kerusakan dari adanya badai tersebut terhadap sektor minyak AS tidak terlalu parah. Hal ini menyebabkan harga minyak anjlok tajam. Pada Senin kemarin, harga minyak turun lebih dari US$ 4.
Sekadar informasi, ancaman Gustav membuat beberapa perusahaan pertambangan minyak dan gas di kawasan Teluk menghentikan produksinya. Ternyata, kekuatan badai semakin melemah dan masuk ke dalam Kategori 1 pada saat mencapai Pelabuhan Fourchon, Louisiana. Padahal sebelumnya, badan ramalan cuaca memperkirakan kekuatan badai akan memasuki status Kategori 4. Memang, pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan utama yang mendukung 75% operasi pengeboran di Teluk Meksiko.
Di bursa perdagangan NYMEX, harga minyak jenis light crude turun US$ 4,06 menjadi US$ 111,4 per barel. Sementara minyak jenis London Brent crude juga mengalami penurunan sebesar US$ 4,64 dan bertengger di level US$ 109,41. “Kekuatan Badai Gustav tidak sekuat seperti yang ditakutkan para pelaku pasar,” kata Phil Flynn, analis Alaron Trading di Chicago.
Sekadar menyegarkan ingatan Anda, hampir seluruh produksi yang jumlahnya mencapai 1,3 juta barel per hari di pertambangan minyak AS di Teluk Meksiko, menghentikan kegiatannya sejak Senin pagi.
Di wilayah lepas pantai, sekitar 13 perusahaan penyulingan minyak yang mewakili sekitar 15% dari total produksi AS ditutup. Sementara, sekitar 10 perusahaan lainnya mengurangi jumlah produksinya karena ancaman badai tersebut.
Para analis berpendapat, kegiatan produksi akan kembali seperti sedia kala jika tidak ada kerusakan yang signifikan. Namun, dampak kerusakan itu belum dapat diketahui dalam beberapa hari ke depan. “Untuk mengetahui dampaknya terhadap kerusakan fasilitas produksi, dibutuhkan beberapa hari,” kata Juru Bicara Chevron Mickey Driver.
Pemerintah AS sebelumnya sudah menyatakan kesiapannya mengeluarkan cadangan minyak darurat jika Badai Gustav mengurangi suplai minyak. Gustav merupakan ancaman terbesar di kawasan tersebut, sejak badai Katrina dan Rita meluluhlantakkan lebih dari 100 fasilitas platform penyulingan minyak pada 2005 lalu. Akibatnya, beberapa perusahaan minyak besar pun tutup untuk beberapa bulan.