Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SAN FRANCISCO. Tingkat penjualan yang mengecewakan serta penurunan prediksi perolehan laba oleh Cisco menunjukkan adanya pemangkasan anggaran oleh pemerintah bisa menimbulkan risiko bagi sejumlah perusahaan yang tergantung pada sektor riil.
Menurut John Chambers, chief executive officer Cisco, saat ini, sejumlah pemerintahan mulai dari Eropa, Jepang, dan AS sudah mengurangi pemesanan seiring dengan pengetatan anggaran belanja. Alhasil, tingkat pemesanan dari pemerintah negara bagian turun 48% pada kuartal lalu dari kuartal sebelumnya.
Tidak hanya itu, permintaan dari operator kabel juga melorot, meskipun permintaan dari perusahaan menengah dan besar tetap solid. "Kami percaya, bisnis di sektor publik akan menemui sejumlah tantangan hebat dalam beberapa kuartal ke depan," kata Chambers.
Memang, tantangan bagi Cisco sebagai bagian dari sektor publik adalah ketergantungannya terhadap anggaran belanja dari pemerintahan pusat dan negara bagian. Padahal, pemerintah AS di kuartal III sudah memangkas anggaran belanjanya seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Catatan saja, pendapatan Cisco pada kuartal dua diprediksi akan berkisar US$ 10,1 miliar hingga US4 10,3 miliar. Sementara, tingkat pendapatan di luar sejumlah biaya akan mencapai 35 sen per saham. Analis memproyeksi tingkat penjualan akan mencapai US4 11,1 miliar dengan laba sebesar 42 sen.













